Minggu, 19 Januari 2020

Catatan Komentar Blog




Catatan Komentar Blog
Philosophy, Psychology, Spiritual, Math Education, Lesson Study, Indonesia: 
Prof. Dr. Marsigit MA.


No
Hari/Tgl
Judul
Komentar
1
05.09.19
06.34 PM
INFO: Managing the Blog and Comment Column

Alhamdulillah bisa mengikuti perkuliahan dan blog Prof. Marsigit sehingga bisa banyak belajar. Semoga Prof. senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan. Semoga juga hal-hal positif (hikmah) yang tersembunyi di balik barisan kata dan kalimat Prof. menjadikan semangat dan pengetahuan saya sebagai mahasiswa memancar dan menjadi berkah.
2
05.09.19
11.26 PM
INTOLERANSI

Toleransi dan intoleransi menjadi dua kata yang kerap dipertentangkan. Pertentangan ini berangkat dari adanya perbedaan kondisi. Yang satu positif dan satunya lagi negatif. Yang satu air (menenangkan) dan satunya lagi api (meresahkan). Toleransi adalah sikap penerimaan secara baik dan positif terhadap hal perbedaan (paham, keyakinan, budaya, dll.) karena dipandang sebagai rahmat yang sudah ditetapkan-Nya. Sehingga memunculkan sikap saling menghargai, saling menghormati, saling welas-asih, tepo seliro, dan sejenisnya. Sementara intoleransi kebalikannya, sikap menghadapi perbedaan tersebut cenderung reaksioner. Ada sikap penerimaan secara negatif, kurang baik, dan tidak jarang berujung pada pemaksaan kehendak atas klaim kebenaran. Meski begitu, dalam banyak kondisi, posisi keduanya bisa bertukar, toleransi menjadi negatif dan intoleransi menjadi positif. Misalnya, dalam aksi kejahatan, aksi kekerasan, atau ketika menghadapi hal tidak terpuji.Intoleransi terhadap hal ini menjadi positif karena dimaknai menolak tindakan tidak baik tersebut. Sementara toleransi terhadap hal tersebut menjadi negatif karena dapat dimaknai menyetujuinya. Dengan begitu, kedua kata ini bisa bersifat kondisional, tergantung pada hal perbedaan yang dihadapi. Apabila kedua sikap ini (toleransi dan intoleransi) dinampakkan, maka akan mudah dikenali. Akan menjadi sulit ketika sikap yang dipilih adalah diam karena akan memuncukan prasangka tertentu, meski kadang sikap diam adalah sikap yang bijak. Demikianlah yang bisa saya petik dari kalimat terakhir Prof. Marsigit di atas terkait kerelatifan toleransi dan intoleransi manusia.
3
06.09.19
12.17 AM
ROMANTISME

Cinta, sayang, rindu, benci adalah seni sekaligus dinamika, aksi dan reaksi. Semua menjadi bagian dari romantisme (bumbu) kehidupan yang dinamis. masing-masing dilingkupi plus minus yang meski beriringan. Plus dan minus tidak bisa terpisah karena akan merusak keseimbangan romantisme. Ibarat bumbu masakan, yang dibutuhkan adalah takaran secukupnya sebab jika terjadi plus ataupun minus, maka "rasa" akan menjadi tidak terasa lagi. Cinta yang plus (belebihan) dapat membuat seseorang menjadi overprotektif, cemburuan, dan sejenisnya. Kondisi ini dapat memunculkan reaksi negatif, yakni ketidaksukaan bahkan benci. Sebaliknya, cinta yang minus, dapat menjadi bumerang, mudah berpaling. Reaksinya pun bisa menjadi negatif karena dianggap tidak sungguh-sungguh. Demikian pula sayang dan rindu. Sedangkan benci, jika hanya ada plus, ia akan semakin menjadi negatif, bahkan dapat memunculkan reaksi berlebihan, kekererasan fisik misalnya. Namun apabila minus, ia dapat menjadi positif, ibarat pepatah "benci tapi rindu". inilah yang mungkin dikatakan bahwa batas antara cinta dan benci, kawan dan lawan, sangatlah tipis dan relatif. Oleh karenanya, segala sesuatu hendaknya secukupnya, tidak lebih ataupun tidak kurang, sewajarnya. Masing-masing pihak lebih mengedepankan saling memberi kebaikan, dengan begitu, tanpa meminta pun masing-masing akan menerima kebaikan-kebaikan itu. Sebagaimana puisi Sapardi Joko Darmono, "mencintai dengan sederhana".
4
06.09.19
12.55 AM
PERSEPSI

Persepsi adalah proses panjang yang melibatkan aksi-reaksi dan kesadaran-pengetahuan-pengalaman. Sifatnya subjektif (bisa individu ataupun kelompok). Adanya kesadaran, pengetahuan, dan pengalaman yang sama pun, tidak lantas membuat individu atau kelompok berbeda memiliki persepsi yang sama. Apalagi ketika salah satu dari ketiga hal tersebut berbeda. Perbedaan ini lumrah dan manusiawi oleh karena manusia adalah makhluk yang unik: memiliki akal-pikiran, qalbu, kehendak bebas. Oleh karenanya, persepsi tidak bisa dipaksanakan sama dan seragam. Setiap individu/kelompok saling mempersepsikan individu/kelompok lainnya, positif ataupun negatif. Akan tetapi, apabila persepsi negatif yang dibarengi dengan rasa dan aksi yang negatif, dapat memunculkan hal negatif seperti benci. Persepsi negatif ini, apabila berkembang dan meluas, dapat mengakibatkan munculnya stereotip (negatif) bagi objek/subjek yang dipersepsikan. Di sinilah kadang menjadi pemicu terjadinya konflik, pertentangan, perselisihan, bahkan peperangan. Oleh karenanya, dibutuhan adanya kesadaran bersama untuk saling menerima, saling menghargai, saling menghormati perbedaan yang ada. Selain itu, diperlukan adanya "tabayyun" untuk menjembatani adanya perbedaan persepsi tersebut sehingga tidak menjadi persepsi negatif yang liar.
5
06.09.19
01.28 PM

Look at the Lesson Plan of the Philosophy of Education

Terima kasih Prof. atas pemberian akses lesson plan Filsafat Pendidikan sehingga saya dan teman-teman lainnya bisa mengetahui cakupan pembelajaran. Insya Allah bermanfaat bagi kita semua.
6
06.09.19
02.00 PM
Mengenal Filsafat Lebih Dalam

Kata "berstruktur" dalam tulisan ini sungguh menggelitik. Kata ini menuntun saya untuk mencoba mengikuti perbincangan sebatas yang saya ketahui. Dalam tulisan dinyataan bahwa makrokosmos adalah keteraturan, begitupun mikrokosmos. Keteraturan dapat terjadi karena berstruktur, dan adanya fungsi. Dunia berstruktr, kehidupan berstruktur, pengetahuan berstruktur, hal lainnya pun berstruktur. Strukturnya lengkap dan interaktif: kontekstual, material, formal, normatik, dan spiritual, saling melengkapi dan sesuai dengan fungsi masing-masing. Begitupun dengan filsafat, merupakan struktur yang fungsional, yang menyediakan kebajikan dan kebijakan, dan selanjutnya dapat memberi pemahaman yang utuh dan benar terhadap struktur dunia, berikut fungsi-fungsinya sehingga dapat memberi manfaat dan kebahagiaan, lahir dan batin.
Berfilsafat terkait dengan hal ruang, waktu, dan subjek, Siapa pun boleh berfilsafat dengan caranya masing-masing, berpikir dan bertindak secara dinamis dan interaktif, untuk dapat mengenal dirinya, dunianya, dan mendapatkan kebaikan dalam hidupnya. Wassalamu'alaikum.
7
06.09.19
05.50 PM
UJIAN KEIKHLASAN

Ikhlas-keburukan. Ikhlas butuh pengorbanan, keburukan mengorbankan. Ikhlas dan keburukan sama-sama menular, memberikan pengaruh, mempengaruhi. Kisah Nabi Ibrahim as dan anaknya, Nabi Ismail as dapat menjadi contoh bahwa ikhlas mesti ditopang kesadaran, keyakinan, penyerahan diri, pengorbanan. Mahal dan berat? Tentunya sepadan dengan "kebaikan" diuniawi dan ukhrowi yang didapat. Sementara keburukan, "murah dan mudah", bisa cukup dengan menafikan hal-hal tersebut, ringan. Demikian pandangan saya.
8
06.09.19
05.51 PM
UJIAN KEIKHLASAN

Tulisan tentang ikhlas ini sarat dengan pelajaran sekaligus sindiran (kritik) tentang hidup. Kata ikhlas mengingatkan saya, setidaknya dengan dua hal, film Kiamat Sudah Dekat dan kisah Nabi Ibrahim as.
Dalam film KSD, ditunjukkan bahwa ikhlas itu berangkat dari hati terdalam, yang bersih,, keberserahan diri, tanpa keraguan. Pun dalam kisah Nabi Ibrahim as dan anaknya, Nabi Ismail as. Sulit dibayangkan dengan akal sehat. Andai tanpa penyerahan diri secara total, kisah itu mungkin takkan ada. Meski berat, bukan berarti ikhlas tidak mungkin dipelajari, dipraktikkan dalam kehidupan. Seperti kata semar, keburukan togog menular, demikian pula ikhlas. Pelajaran dari kisah- kisah teladan seperti Nabi Ibrahim as dan anaknya, serta opara 'alim sangat banyak dan dapat menjadi contoh, motivasi, gairah untuk menjadi manusia yang ingin lebih baik lagi. Ujian ataupun cobaan apa pun bukan untuk dikeluhkan, apalagi dihindari. Ikhlas bukan berarti berdiam diri melainkan berserah diri sepenuhnya pada Sang Pencipta serta berihtiar semaksimal yang bisa dilakukan. Mudah? Iya kalau hanya dengan kata-kata. Berat? Tapi bukan berarti tidak mungkin. Demikian yang saya pahami dan bisa saya ungkap. Mohon maaf dan terima kasih.
9
06.09.19
07.52 PM

SISTEM PENILAIAN KULIAH FILSAFAT ILMU

Terima kasih Prof. atas informasi tentang sistem penilaian perkuliahannya. Dengan penjelasan ini, saya, dan mungkin juga teman-teman yang lain, bisa mengetahui dan mempersiapkan diri mengikuti perkuliahan. Semoga saya bisa mengikuti perkuliahan dengan baik dan lancar serta mendapatkan banyak pelajaran untuk bisa lebih baik ke depannya. Aamiin.
10
06.09.19
08.18 PM
ATURAN

Manusia ada dalam kontradiksi, sempurna sekaligus tidak sempurna karena ia hanyalah bayangan. Untuk bisa --meminjam pernyataan Prof. Marsigit--
mengenali dunianya yang berstruktur (berada dalam keteraturan), maka ada aturan. Karena sebagai bayangan, maka aturannya cenderung kontradiktif, akibat perbedaan ruang, waktu, dan perubahan kebutuhan. Benar dan tepat bagi seseorang, belum tentu bagi yang lain. Benar dan tepat di suatu tempat, belum tentu di tempat lsin. Benar dan tepat sekarang, belum tentu di masa lalu ataupun masa mendatang. Konsensus atas aturan pun tidak bisa sepenuhnya menerobos ruang dan waktu tersebut. Maka, seperti yang Prof. tegaskan bahwa aturan absolut hanyalah milik Sang Maha Kuasa, Tuhan sekalian alam. Manusia hanya berusaha untuk mengikuti bayangan-Nya agar bisa mendekati-Nya.
11
06.09.19
08.46 PM
PENGUMUMAN

Terima kasih Prof. atas informasinya.
Terima kasih juga atas berbagai pelajaran dari tulisan-tulisan Prof. Marsigit di blog ini. Mudah-mudahan semua bisa berjalan dengan baik. Aamiin.
12
07.09.19
11.56 AM
ARTI HIDUP DALAM KACAMATA FILSAFAT

Terima kasih Prof. sudah berbagi ilmu dan pengalaman terkait pembelajaran, khususnya filsafat. Pembelajaran di kelas (pertanyaan dan jawaban) yang dituangkan kembali dalam tulisan tentunya sangat membantu, baik mahasiswa yang bersangkutan maupun orang lain. Yang bisa dipejari bukan semata materi (cuplikan tanya-jawab) melainkan juga cara yang Prof. terapkan ini.
Meskipun berangkat dari beberapa pertanyaan, banyak hal terungkap, terkait dengan hidup dan menjalani kehidupan, yang berubah dan penuh kontradiksi, sebagaimana pernyataan bijak lama yang pernah saya baca, "waktu berubah, dan kita ikut di dalamnya".
Sekali lagi, terima kasih banyak Prof. atas pencerahannya. Meskipun tidak mudah, semoga saya bisa mengikuti "ajakan" Prof di akhir alinea terakhir untuk belajar berfilsafat dengan membaca, membaca,dan membaca.
13
07.09.19
05.48 PM
PERADABAN DUNIA

Terima kasih banyak Prof. untuk refleksi kuliah yang ditulis di sini. Uraian yang padat tentang: subjek filsafat, sifat-sifatnya, dan interaksinya: aliran-aliran filsafat beserta tokoh-tokoh sentralnya, serta perkembangan dan dialektinya: hingga konteks kondisi pendidikan di Indonesia, sangat membantu menambah pengetahuan saya, dan mungkin orang lain, yang tidak ada dalam ruangan kuliah saat itu.
Pernyataan tentang menajam, mendatar, dan mengembang sungguh penting untuk dijadikan motivasi dan pedoman dalam menjalani proses, termasuk dalam perkuliahan ataupun pendidikan. Dengan menjalani tiga hal tersebut secara "tertib", mudah-mudahan tujuan untuk menjadi lebih baik dapat terwujud. Terima kasih Prof.
14
07.09.19
09.20 PM
LANDASAN

Dalam hidup, manusia memiliki tujuan. Untuk mencapai itu, dibutuhkan pegangan, pedoman, atau landasan. Akal, pikiran, hati, etika, bersumber dari landasan yang hakiki, yakni iman kepada Zat Tunggal, Tuhan semesta alam. Tujuan hidup manusia adalah mengabdi. Dengan landasan keimanan, manusia bisa memberdayakan potensi dirinya dan potensi makhluk lainnya (dalam hal agama, budaya, ipteks, dll.) agar selamat dunia dan akhirat. Terima kasih.
15
07.09.19
09.44 PM
FILSAFAT PEMBAGIAN

Filsafat pembagian menunjukkan sifat terpuji. Dari tiga kategori di atas, bilangan terbagi, bilangan pembagi, dan kegiatan membagi, sesungguhnya tidak bisa berdiri sendiri dan tidak akan terjadi apabila tidak didasari niat atau ide, yakni berbagi. Niat berbagipun tidak didasari dengan ego, melainkan berdasarkan ketentuan yang berlaku sehingga hadil pembagian sesuai. Apakah harus sama persis, sama banyak, atau sama besar srhingga bisa disebut adil? Kadangkala untuk adil tidak harus demikian melainkan proporsional.
Berbagi pun tidak bisa serta merta dianggap membuat yang dibagi menjadi berkurang. Bisa jadi malah sebaliknya, semakin bertambah dan menjadi lebih banyak. Misalnya dalam hal shodaqoh, atau berbagi pengetahuan ataupun pengalaman. Ecara fisik, bilangan yang dibagi nampak berkurang, tapi dilipatgandakan dalam hal balasan. Begitupun berbagi pengetahuan, ia bukannya berkurang, melainkan bertambah karena dimiliki oleh orang lain, yang mgkin akan menambahkannya dengan pengetahuan lain sehingga berkembang. Demikian pandangan saya, mohon maaf dan terima kasih.
16
08.09.19
09.53 AM
Keadaan Pendidikan dan Pendidikan Guru saat ini

Terima kasih Prof atas pemikiran yang mengajak kita untuk merenungi kembali permasalahan dunia pendidikan di Indonesia. Saya sepakat bahwa kebijakan tidak boleh semata reaktif atas perubahan global, tapi harus didasarkan pula pada nilai-nilai luhur budaya bangsa, sebagaimana dicontohkan di atas tentang ajaran Ki Hajar Dewantara. "Pinter dan bener", demikian frase yang sering didengungkan. "Pinter" cenderung lebih mengarah pada aspek intelektualitas kognitif. Tujuannya adalah kemampuan bersaing dalam dunia (akademik) global. Sementara "bener" tidak jarang diabaikan.
Peran semua elemen bangsa (pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, orang tua, masyarakat) sangat dibutuhkan, sebagaima ungkapan bijak, "butuh satu kampung untuk mendidik anak". Sayangnya, sinergi antarelemen ini belum sepenuhnya terjalin. Bahkan dalam kenyataannya, tidak jarang malah saling menafikan. Ambil contoh, program pengembangan karakter yang dijalankan oleh sekolah, misalnya disiplin dan etiket, tidak jarang terhambat karena tidak diterapkan pula di rumah. Ketika pendidik melakukan tindakan pendisiplinan, tidak jarang berujung pada kasus "kriminalisasi". Pendidik pun berada dalam dilema.
Belum lagi akibat keterpukauan berlebih dengan dunia global yang pelan-pelan menggerus nilai-nilai luhur karakter diri bangsa. Hal ini, contoh sederhananya, bisa dilihat dari kondisi murid yang cenderung lebih mengenal artis K-Pop daripada pahlawan nasional/daerah, lebih hafal lagu-lagu mereka daripada lagu-lagu nasional/daerah, dst.
Untuk itu, guna mencapai tujuan pendidikan nasional, perlu adanya terobosan kebijakan, dengan kerangka yang memadukan unsur glokal, yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan NKRI. Berubah dan berkembang bukan berarti menafikan hal yang lama sehingga butuh filter untuk menyaring yang baik dan positif, baik dari luar atau yang sudah ada di dalam. Memang mudah diucapkan, tapi bukan berarti tidak mungkin. Maka dibutuhkan kesadaran dan kepedulian bersama, dalam kapasitas masing-masing.
Demikian yang bisa saya utarakan. Mohon maaf dan terima kasih.
17
08.09.19
02.24 PM
Teori Marsigit tentang Bagaimana Membangun Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

Filsafat terkai dengan hal pikir. Manusia bisa melakukan hal pikir ini secara berproses, dari belum tahu menuju tahu, dari tahu sedikit menuju tahu banyak, dari tahu yang belum tentu benar menuju tahu yang benar. Melalui proses inilah, baik oleh satu individu maupun individu-individu lain, terbentuk pengalaman yang memperkuat hasil olah pikir, subjektif dan/atau objektif.
Hasil olah pikir dan pengalaman (praktik baik) inilah pengetahuan berkembang dan dikembangkan, melalui proses panjang yang dinamis dan berkesinambungan: tesa-antitesa-sintesa. Hasilnya beragam dan sangat banyak sehingga memunculkan beragam aliran ataupun kelompok yang memiliki ciri khas dan tokoh masing-masing.
Demikian pandangan saya, mohon maaf dan terima kasih.
18
08.09.19
10.59 PM
MULUS

kata "mulus" dapat diartikan secara beragam, tapi cenderung mengarah pada hal "mendekati sempurna". Menjadi "mulus" tidaklah serta merta, sebab dengan mengacu pada akronim "mulus" (Mudah-Urusan-Lakukan-Upaya-Selengkapnya), maka agar Mudah-Urusan, kita harus memadukan secara lengkap paket niat - ihtiar yang sungguh-sungguh - do'a - tawakkal. Niat menjadi pijakan atas apa yang ingin dilakukan dan dicapai dengan bermohon pada Yang Maha Kuasa. Selanjutnya, melakukan ihtiar secara sungguh-sungguh bdengan pengetahua yang benar atas hal yang ingin dituju atau dicapai, beriring do'a agar diberikan restu dan perlindungan oleh Yang Maha Kuasa. Terakhir, tawakkal, yakni berserah diri pada Yang Maha Kuasa atas apa pun yang dihasilkan, berhasil ataupun tidak. Bisa jadi hasilnya tidak seperti yang diharapkan dan dianggap tidak baik, tetapi bisa jadi Yang Maha Kuasa telah menyiapkan hal yang lebih baik atau dihindarkan dari hal yang tidak baik dengan keberhasilan itu. Misalnya, seseorang gagal ikut penerbangan yang sudah ia pilih, bisa karena kemacetan lalu lintas. Saat itu ia mungkin berpikir bahwa perjalanannya tidak mulus atau gagal bertemu rekanan. Tapi ketika mendapatkan pengumuman bahwa pesawat yang meninggalkannya mengalami kecelakaan, ia baru sadar bahwa gagalnya ia ikut penerbangan itu adalah hal terbaik yang diberikan oleh Sang Pencipta. Dengan begitu, sebagai orang beriman, sebaik-baiknya mulus hendaknya tidak melupakan hal spiritual. sebagaimana do'a di atas: "Allohumma laa sahla illa maa ja'altahu sahlaa, wa anta taj'alul hazna idzaa syi'ta sahlaa." (Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.). Terima kasih.
19
09.09.19
11.01 PM
Secara filsafat, apa yang terjadi di dalam Pikiran kita, ketika kita sedang berpikir?

Terima kasih Prof atas ilmu dan bahan perenungannya. Tulisan di atas memberikan pelajaran bahwa berpikir secara filsafati bukan semata-mata melakukan proses olah pikir tentang yang ada ataupun yang mungkin ada, yang positif ataupun negatif, bukan pula semata tentang memadukan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengalaman, untuk mendapatkan kebenaran. Berpikir secara filsafati dalam konteks teori berpikir sesungguhnya mesti merefer pemikiran dari para filsuf sebab itulah standar dan kriterianya. Jika tidak, berpikir tersebut masih dalam kategori hypothetical analysis. Maka, mengenal pemikiran para filsuf seperti Plato, Socrates, Aristoteles, Rene Descartes, David Hume, Immanuel Kant, dan lainnya, kemudian menjadikannya sebagai rujukan sangatlah penting jika hendak berpikir filsafat.
Demikian pelajaran mendasar yang saya dapatkan dari tulisan ini. Mohon maaf dan terima kasih.
20
09.09.19
11.32 PM
Elegi Menggapai Menilai Normatif

Dari tulisan di atas saya melihat bahwa perdebatan tentang formal dan normatif tidak semestinya terjadi. Keduanya bersifat komplementer, saling melengkapi karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bisa dikatakan bahwa masing-masing bernilai setengah, dan karenanya agar bisa utuh perlu memadukan keduanya. Formal cenderung melihat pada kesesuaian dengan sistem/ketentuan/peraturan/prosedur/standar/dll. yang berlaku. Sedangkan normatif melihat pada sisi pantas atau tidaknya, etis atau tidaknya, bermanfaat atau malah mudharatnya. Keduanya dapat menjadi kolaborasi yang sinergis dalam menghadapi hal pragmatis, ingin serbamudah dan enak, yang kian merebak.
Demikian yang bisa saya utarakan. Mohon maaf dan terima kasih.
21
09.09.19
11.52 PM
Elegi Seorang Guru Menggapai Kesempatan

Terima kasih Prof atas tulisan di atas. Tulisan ini laiknya pintu kesempatan untuk menggapai kesempatan-kesempatan dalam tulisan lainnya. Semoga kesempatan-kesempatan itu menjadi rahmat. Aamiin.
22
10.09.19
10.51 PM
Hermenitika Hidup

Diaram di atas menggambarkan tentang kehidupan yang dijalani manusia dalam empat fase dan atau tingkatan. Pada fase awal (material) dan fase akhir (spiritual), strukturnya satu dan bersifat linier, menunjukkan bahwa hidup hanya sekali dan manusia adalah makhluk ciptakan Tuhan yang mesti menjalani kehidupannya semata-mata untuk kembali kepada-Nya. Sedangkan pada fase kedua (formal) dan fase ketiga (normatif) strukturnya plural sebab dalam menjalani kehidupannya, manusia dengan berbagai potensi (fisik dan nonfisik) yang dimilikinya (pemberian Tuhan) berhadapan dengan berbagai persoalan, yang kompleks. Kondisi kehidupan manusia laiknya roda yang berputar, satu waktu enak tapi di waktu yang lain tidak mengenakkan, satu waktu di atas (memiliki kuasa) tapi di lain waktu berada di bawah. Bahkan tidak jarang terjadi siklus, kejadian serupa (mirip tapi tidak persis sama) terjadi kembali (berulang). Dalam fase inilah, tantangan, hambatan, godaan yang kompleks dihadapi manusia dalam kehidupannya, terutama adanya perkembangan ipteks yang pesat. Untuk itulah, agar manusia bisa menjalani kehidupannya secara teratur dan mencapai tujuan hidupnya, manusia meski bisa memadukan hal formal dan normatif. Formal menjadi pedoman agar manusia dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan. Kemudian dilengkapi dengan normatif yang menjadi pedoman etisnya. Keduanya berangkat sekaligus bermuara pada hal spiritual (salah satunya agama). Ada satu ungkapan bahwa "ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu adalah pincang".
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
23
10.09.19
11.08 PM
Bagimana Meningkatkan Dimensi Notion Kita?

Dari tulisan di atas, menurut saya ada hal mendasar yang mesti dilakukan untuk bisa meningkatkan notion, yakni banyak membaca, termasuk juga bertanya dan berdiskusi. Dalam konteks filsafat, tentunya bacaan tentang pemikiran dari para filsuf, baik berupa tulisan mereka langsung maupun pihak lain yang menuangkan pemikiran para filsuf tersebut. Kualitas notion akan baik dan meningkat apabila berpikir dan mengungkapkan pikiran tidak semata hyphotetical melainkan merefer pemikiran para filsuf. Hal ini membutuhkan proses dan upaya.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Terima kasih.
24
10.09.19
11.40 PM
Elegi Jebakan Filsafat

Menurut saya, tulisan di atas berisi pernyataan tegas yang halus. Sesungguhnya manusia diharapkan mampu mengenali dirinya sendiri, kelebihan dan kekurangannya, batasan-batasan yang bisa ia lewati ataupun tidak, hal-hal yang bisa ia lakukan ataupun tidak, hal yang menjadi haknya atau bukan haknya, dll. Mengenali diri ini penting agar manusia terhindar dari berbagai jebakan: pikiran, sikap, dan sebagainya. Dengan begitu, ia pun bisa tahu ada di mana: (1) tahu di tahunya, (2) tahu di tidak taunya, (3) tidak tahu di tahunya, atau (4) tidak tahu di tidak tahunya.
Maka, manusia diharapkan untuk tidak cepat merasa puas, terus belajar, bersikap rendah hati, terus memperbaiki kualitas diri, dan berusaha untuk lebih baik, yang dilandasi dengan niat yang tulus dan ikhlas, usaha dengan kesungguhan hati, serta berdo'a dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
25
11.09.19
12.16 AM
Jargon Kebaikan dan Keburukan

Kebaikan dan keburukan ibarat dua sisi mata uang. Adanya kebaikan karena adanya keburukan, demikian sebaliknya. Sebagaimana halnya siang dan malam, terang dan gelap, bagus dan jelak, tinggi dan rendah, dan sebagainya. Bisa disebut masing-masing sebagai pembanding sekaligus ujian dari masing-masing. Keduanya terus saling mempengaruhi, saling tarik menarik, saling mendominasi. Bahkan keduanya bisa bertukar posisi dalam ruang dan waktu yang berbeda serta subjektivitas pelaku dan oposisi pelaku. Suatu kebaikan bisa dianggap keburukan, akibat ketidasesuaian waktu ataupun cara melakukannya. Misalkan, memberi sedekah kepada pengemis di lampu merah adalah suatu kebaikan, tapi bisa dianggap sebagai keburukan karena melanggar peraturan yang telah dibuat pemerintah.
Demikian halnya dengan keburukan, ia akan dianggap kebaikan ketika dikemas sedemikian rupa. Misalnya, memberikan contekan kepada teman saat ujian. Tindakan contek menyontek ini adalah keburukan, tapi dinilai kebaikan oleh temannya karena dianggap membantunya.
Meski begitu, seperti yang telah Prof sampaikan di akhir tulisan, sebaik-baik kebaikan adalah yang berlandaskan pada keimanan, keikhlasan, ketawadhu'an, serta istiqomah dalam menegakkan kebenaran.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
26
11.09.19
11.35 AM
Elegi Menggapai Diri

Dari tulisan di atas, pesan yang dapat saya tangkap adalah bahwasanya diri manusia tidaklah bersifat tunggal melainkan berdimensi banyak, bahkan tidak terbatas. Manusia diberikan kebebasan untuk mengelola dan menetapkan dirinya apakah ia terbuka atau tertutup. Untuk itu, manusia perlu mengenal dirinya (kelebihan, kekurangan, dsb.) agar mampu mengelola kediriannya dengan baik, tidak terperangkap dalam "jebakan", dan akhirnya mampu menjalani kehidupannya sesuai dengan yang ditetapkan Sang Pencipta, (hablu min Allah dan hablu min annas).
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
27
12.09.19
12.06 AM
Ontologi Saintifik

Ingin tahu adalah kodrat manusia, demikian pernyataan Aristoteles. Ingin tahu ini tidak semata disadari melainkan diwujudkan menjadi pengetahuan. Dalam konteks filsafat, Plato menyatakan bahwa rasa ingin tahu ini bukanlah dalam pengertian secara umum (common sense), melainkan adanya "rasa kagum", terutama terhadap sesuatu yang sederhana dalam pengalaman kehidupan sehari-hari. Karena rasa kagum dimulai dari hal yang jelas, maka untuk mendapatkannya (sesuatu yang ingin dicari/diketahui) mesti diketahui dulu apa yang hendak dicari/diketahui itu. Ini dikarenakan hal yang ingin dicari/diketahui bukanlah semata adanya/hadirnya, melainkan hakikatnya. Tidak jarang, untuk hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari, kita merasa sudah mengetahuinya secara jelas akan sesuatu, padahal yang kita ketahui barulah pada kejelasan sifat umumnya (common sense), belum pada hal hakikatnya, bisa jadi karena kita tidak pernah memikirkannya, kecuali ada yang menanyakan. Misal, banyak orang tahu apa itu "Hak dan Kewajiban", namun yang diketahuinya biasanya berangkat dari apa yang diketahui secara umum (common sense). Akan tetapi, ia sulit memberikan penjelasan tentang hakikatnya ketika diminta.
Tulisan Prof di atas secara singkat menguraikan tentang pembentukan ilmu pengetahuan: teori, proses, kategori, struktur, beserta tokohnya. Dalam dugaan saya, tulisan Prof di atas, selain untuk berbagi pengetahuan, juga bisa dimaknai sebagai upaya mendorong (motivasi) kepada para pembaca untuk berproses memiliki "rasa kagum" dan selanjutnya mampu meningkatkan notion-nya.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
28
12.09.19
12.35 AM
Elegi Kerajaan Stigma

Stigma adalah hal buruk, yakni ciri negatif yang menempel/ditempelkan kepada individu/kelompok yang dianggap musuh/pihak yang berbeda kepentingan: politik, ekonomi, sosial, budaya, dll. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan individu/kelompok yang dianggap musuh tersebut. Cerita di atas menunjukkan bahwa stigma dibentuk secara sistematis, bisa dalam bentuk fitnah, isu, gosip yang disebarkan sehingga dipercaya oleh khalayak. Stigma bisa berdampak pada terbunuhnya karakter bahkan fisik pihak yang dianggap musuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa stigma adalah hal yang buruk dan jahat.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
29
12.09.19
01.07 AM
Elegi Jejaring Stigma

Stigma bisa disebut sebagai penyakit, bisa muncul karena individu/kelompok yang distigmakan atau dari individu/kelompok lain. Stigma sebagai ciri negatif yang menempel/ditempelkan pada individu/kelompok tertentu sering digunakan untuk kepentingan tertentu (politik, ekonomi, sosial, budaya, dll.) untuk menjatuhkannya. Sebagai makhluk sosial, kita diajarkan untuk bersikap saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi, saling menolong, dll. Bahkan dalam agama Islam disebut bahwa sesama Muslim adalah saudara sehingga siapa pun yang mengumbar aib saudaranya (dengan cara ghibah atau gosip) diibaratkan memakan bangkai saudaranya itu. Begitupun ungkapan "fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan". Penggunaan stigma sungguh tdak baik dan bertentangan dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Untuk itulah, diperlukan adanya pengetahuan, sifat dan sikap "mawas diri", kritis, dan menggunakan nurani bukan ego/emosi. Sebagai makhluk yang memiliki akal pikiran dan nurani, apabila ada mendapatkan informasi/hal yang negatif terkait satu individu/kelompok, sebaiknyalah mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya karena seringkali yang didengar ataupun dilihat bukanlah hal yang sebenarnya. Semoga kita terhindar dari stigma.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
30
12.10.19
11.12 PM
Jargon Pengakuan Subyek Belajar Filsafat

Belajar filsafat memang sungguh tida mudah. Seperti yang dikatakan Prof. Marsigit, butuh ihtiar dan hati yang ikhlas untuk terus membaca dan merujuk pada pemikiran para filsuf serta kesediaan untuk menerjemahkan dan diterjemahkan.
Terkait dengan tulisan di atas, sebuah jargon dikenalkan Prof. Marsigit, yakni sebuah pengakuan. Jika merujuk pada diri saya sendiri, jargon tersebut juga cocok menjadi jargon saya, tertutama yang juga sedang belajar filsafat.
Jargon-jargon semacam ini banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan jargon pun terus berkembang seiring kehidupan manusia, utamanya terkait dengan perkembangan bahasa. Persoalan bahasa ini sudah sejak dulu sudah menjadi perhatian para filsuf sejak masa klasik, meskipun baru berkembang ketika muncul linguistik modern yang dipelopori oleh de Saussure. Kemunculan linguistik ini dikarenakan banyaknya kesalahan ataupun penyimpangan dalam penggunaan bahasa, termasuk dalam filsafat. Jika linguistik bertujuan mendapatkan kejelasan tentang bahasa atau mencari hakikat bahasa. Sedangkan filsafat bahasa hakikat ilmu pengetahuan konseptual yang di dalamnya mempelajari bahasa sebagai objek (Dasuki, 2018, "Perdebatan Para Filsuf Tentang Bahasa: Mulai Awal Munculnya Kajian Filsafat Bahasa". openjournal.unpam.ac.id)
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
31
13.09.19
08.35 PM
METAFISIK

Seperti yang Prof tulis di atas bahwa meta berarti di sebaliknya, yang tidak tunggal. Dalam percakapan di atas dapat dilihat perbedaan metafisik/berpikir filsafat (Semar) dan common sense/berpikir berdasarkan anggapann umum (Bagong, Petruk, gareng). Pada umumnya, orang merasa/menyadari bahwa ia punya (sejumlah) pengetahuan melalui keyakinan yang dianggap pasti benar tanpa pernah mempertanyakan kedudukan kebenarannya karena telah menjadi common sense. Berbeda dengan berpikir metafisik yang tidak langsung menerima common sense, melainkan mempertanyakan kedudukan kebenarannya (yang disebaliknya). Inilah mengapa metafisik/epistemologi bersifat reflektif, termasuk terhadap common sense, untuk menemukan kepastian pengetahuan yang dianggap lebih pantas. (Gallagher [terj.] 1994: 17-18)
Percakapan di atas menyiratkan apa yang dikatakan oleh Socrates bahwa "apa yang seseorang tahu adalah apa yang ia tidak ketahui." (Baggini [terj.] 2004: 15). Maka, untuk tahu yang disebaliknya, seseorang perlu mempertanyakan pengetahuannya itu melalui refleksi untuk menemukan kepastian akan pengetahuan yang dianggap (lebih) pantas. (Gallagher 1994: 18). Meski begitu, yang perlu diperhatikan adalah hal kejujuran dan kerendahan hati, tidak merasa mengetahui semua hal dan mampu mengakui hal-hal yang tidak diketahui.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
32
13.09.19
09.45 PM
Elegi Ritual IKhlas 10: Bermunajat Kepada Allah SWT

Manusia adalah makhluk paling mulia, sebaik-baik makhluk ciptaan Allah SWT, memiliki kesempurnaan bentuk dan kelebihan akal pikiran, yang diciptakan untuk mengabdi (beriman dan beribadah) kepada Allah SWT. Sebagai abdi yang istimewa, manusia diberi amanat sebagai khalifah di muka bumi yang membawa rahmatan lil'alamin: mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan hidup.
Untuk menjalankan amanatnya, manusia diberikan berbagai potensi, baik untuk mengembangkan kualitas dirinya maupun kualitas makhluk lainnya. Selain potensi yang positif, manusia juga memiliki potensi negatif yang dapat mendorong manusia ke arah yang merugikan seperti kecenderungan berlaku zalim, mengingkari nikmat, mudah putus asa, sombong, dan lalai.
Kontradiksi ini menunjukkan bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang lemah dan bergantung pada Penciptanya. Oleh sebab itu, manusia mesti selalu memohon petunjuk dalam setiap menjalankan amanatnya, memohon kebaikan/perlindungan, dan memohon ampunan setiap melakukan kesalahan. Do'a adalah salah satu media yang digunakan. Melalui do'a (yang ikhlas dan dengan kerendahan diri), manusia akan semakin sadar akan hakikat dirinya sebagai makhluk. Melalui do'a (yang ikhlas dan dengan kerendahan diri), manusia akan semakin dekat dengan Penciptanya.
Demikian yang dapat saya sampaikan dan terima kasih.
33
13.09.19
10.22 PM
Elegi Ritual Ikhlas 37: Ketika Pikiranku Tak Berdaya

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna. Ia diberikan kelebihan bentuk, akal pikiran, dan qalbu. Dengan kelebihan akal pikirannya, manusia bisa mengetahui berbagai hal, namun tidak semua hal. Dengan kelebihan qalbu, manusia bisa merasa. Akal pikiran dan qalbu ini saling komplementer, menjadi pelengkap sekaligus penyeimbang masing-masing. Meski begitu, keduanya memiliki keterbatasan dalam mengetahui sesuatu ataupun memecahkan persoalan. Untuk itulah perlunya berdo'a (yang khusyuk dan ikhlas) dan berserah diri pada Sang Pencipta sehingga akan didapatkan rahmat dan hidayah dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan dan terima kasih.
34
13.09.19
11.08 PM
Elegi Memahami Elegi

"Tidak mungkin belajar filsafat tanpa membaca" dan itu adalah pilihan yang mesti dijalani dengan keikhlasan. Terima kasih Prof atas tulisan reflektifnya. Semoga saya diberikan kesempatan, kemampuan, dan kekuatan untuk bisa terus belajar, belajar dengan penuh keikhlasan. Meskipun tidak mudah, semoga membawa berkah dan manfaat. Aamiin.
Terima kasih.
35
14.09.19
10.48 PM
Jargon Para Obyek

Subjek, objek, dan jargon saling menyatu, sebuah hubungan yang bersifat interaktif. Subjek adalah pelaku dan objek adalah sasaran perlakuan. Dalam keadaan tertentu, subjek dan objek tidak jarang bertukar posisi, subjek dijadikan objek dan objek menjadi subjek. Adapun jargon merupakan istilah atau sebutan khusus bagi subjek ataupun objek tertentu (dalam KBBI, jargon diartikan "kosakata khusus yang digunakan dalam bidang kehidupan (lingkungan) tertentu". Jargon akan mengikuti (melekat pada) sifat atau kekhususan dari subjek ataupun objek tertentu, tidak bisa digunakan secara serampangan di luar subjek ataupun objek tertentu tersebut.
Dalam kehidupan nyata, jargon merupakan hal yang tak terhindarkan sebab menurut pernyataan Prof di atas "dunia adalah jargon" kecuali hanya kuasa dan milik Tuhan YME.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
36
14.09.19
11.18 PM
Elegi Ritual Ikhlas I: Informasi awal

Terima kasih Prof atas tulisan renungannya. Sebagai informasi awal, tulisan di atas memberikan beberapa pelajaran bermakna dalam kehidupan, dalam konteks tulisan ini terkait dengan hal spiritual dan ikhlas seperti pentingnya niat dalam berbagai tindakan, persiapan diri, istiqamah, kerendahan hati, dan penyerahan diri pada Sang Pencipta. Cerita di atas memberikan gambaran tentang dua sifat/kondisi yang berbeda (bahkan mungkin bertolak belakang) pada dua individu (hal ini seperti gambaran tentang realitas yang ada). Satu pihak cenderung lebih mengedepankan akal-pikiran, kesombongan, dan persiapan yang bersifat jasmaniah. Sedangkan yang satu lagi menggunakan akal-pikiran, kerendahan hati, dan jasmaniyah-ruhaniyah.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
37
14.09.19
11.38 PM
Elegi Ritual Ikhlas 2: Persiapan Teknis 1

Ritual ikhlas terkait dengan hal ibadah., yang sesuai dengan tuntunan Islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas. Dalam hal apa pun, tak lepas dari adanya aturan agar dapat terlaksana secara benar, baik, dan lancar. Selain itu, perlu adanya kesucian diri (jasmani dan ruhani) serta adab yang benar.
Hal ukhuwah pun sangat penting dijaga, saling mengingatkan, saling menghormati, saling menghargai, melaksanakan hak dan kewajiban secara adil sebab semua manusia sama derajatnya di mata Allah SWT, yang membedakan adalah ketakwaan dan keikhlasannya. Maka, manusia hendaknya berlomba dalam kebaikan untuk mencapai ridho Allah SWT.
Demikian yang bias saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
38
14.09.19
11.57 PM
Elegi Ritual Ikhlas 3: Persiapan Teknis 2

Cerita di atas menegaskan bahwa ketaatan dalam menjalankan aturan adalah hal penting, apalagi terkait dengan hal ibadah. Meskipun beragam godaan mencoba mengusik, misalnya ketenaran. Semua memiliki derajat yang sama, tidak memandang pangkat, golongan, status sosial, dan sebagainya. Dalam hal ibadah, keridhoan Allah SWT adalah tujuan utama, bukan fasilitas. Hal-hal yang dapat mengganggu (jimat, pusaka, ilmu ghaib, dll.) perlu disingkirkan sebab untuk berhubungan dengan Allah sebagai Pencipta tidak membutuhkan media apa pun dan bersifat langsung.
Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya dan meningkatkan amal ibadah untuk mendapat ridho-Nya. Aamiin.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
39
15.10.19
10.06 PM
Elegi Wawancara Dengan Dr Marsigit MA

Terima kasih Prof. Tulisan di atas memberikan informasi yang membuat saya bisa lebih mengenal sosok Prof. Marsigit terkait dengan pengalaman, pemikiran tentang penddikan dan filsafat, sosok yang memberikan pengaruh dalam pemiiran dan kehidupan, pandangan tentang hal spiritualitas, serta harapan-harapan, yang disampaikan dalam cerita yang penuh dengan materi filsafat. Cerita ini menjadi inspirasi untuk mengenal diri dengan baik sehingga bisa menjadi lebih baik lagi dan tak lupa untuk selalu mengingat Tuhan yang Maha Berkehendak atas hamba-Nya. Semoga kita senantiasa dalam ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
40
15.09.19
11.21 PM
Elegi Ritual Ikhlas 4: Cantraka Sakti belum Ikhlas

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah di atas adalah untuk mencapi ikhlas dibutuhkan adab yang benar: kesucian, ketulusan, dan kerendahan hati, istiqomah dan kedisiplinan, menghormati/menghargai yang lain, serta tidak mudah menggampangkan sesuatu. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ataupun gelar atau status (akademik ataupun sosial) yang tinggi tidak menjamin seseorang bisa mendapatkan ikhlas ataupun kesuksesan. Ikhlas ataupun kesuksesan tidak berdasarkan cara berpikir seseorang meskipun sederhana, sepanjang mau terus berlajar dan introspeksi.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
41
15.09.19
11.31 M
Elegi Ritual Ikhlas 5: Cantraka Hitam Menguji Ilmu Hitamnya

Sebagaimana dalam "Elegi Ritual Ikhlas I", elegi di atas menegaskan pentingnya niat dan memohon perlindungan dari Sang Pencipta. Tak ada satu pun tempat memohon perlindungan dan pengampunan selain Allah SWT. Sebelum melakukan sesuatu hendaknya berniat dengan sungguh-sungguh dan selalu mengingat-Nya untuk mendapatkan perlindungan. Selain itu, perbuatan yang baik (seperti ibadah) hendaknya terus dilakukan.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
42
15.09.19
11.49 PM
Elegi Ritual Ikhlas 6: Cantraka Sakti Berkonsultasi kepada Muhammad Nurikhlas

Tantangan dan godaan untuk bisa ikhlas ada banyak, salah satunya penyakit hati (kesombongan dan ketidakpedulian). Untuk itu, dibutuhkan niat yang sungguh-sungguh, komitmen yang kuat, berserah diri, keinginan untuk berubah menjadi baik, toleransi, fokus/kekhusyukan, dan terus belajar. Selalu beristighfar, berzikir, dan berdo'a untuk memohon petunjuk, ampunan, dan perlindungan-Nya karena manusia memiliki keterbatasan dan tempatnya salah. Pikiran dan hati sepenuhnya dicurahkan untuk berkomitmen memperbaiki diri menjadi baik dan lebih baik lagi untuk kehidupan duniawi dan ukhrowi.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan tetima kasih.
43
16.09.19
12.07 AM
Elegi Ritual Ikhlas 9: Menggapai Keutamaan Dzikir

Dalam keseharian, hendaknya kita selalu berzikir untuk selalu mengingat Allah SWT dan berdo'a untuk memohon ampunan dan perlindungan-Nya. Dengan begitu, kita pun selalu menyadari betapa tak terhingga nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya untuk kita dan kita wajib bersyukur dengan ikhlas. Sebagaimana janji Allah bahwa siapa pun yang bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya, maka nikmat itu akan ditambah. Akan tetapi, siapa pun yang enggan bersyukur atau bahkan mendustai nikmat tersebut, maka Allah akan memberikannya balasan/azab yang sangat pedih.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
44
16.10.19
09.36 PM
Elegi Purusa Arkitektonia

Purusa berarti penyebab adanya sesuatu. Arkitektonia berarti arsitek atau pembangun utama (https://www.bumchecks.com/biblecommentary/tag/meaning-of-architekton/). Secara sederhana, purusa arkitektonia dapat dipahami sebagai Sang Pencipta alam semesta, dengan sistem dan struktur sedemikian rupa. Dalam konteks manusia, purusa arkitektonia dapat dipahami secara beragam, tergantung pada tingkatannya. Dalam sistem keluarga, misalnya, purusa arkitektonianya adalah kepala keluarga atau orang yang memiliki tanggung jawab utama menjadikan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Atau dalam sistem pembelajaran, purusa arkitektonianya adalah guru, yang fokus memberikan ilmu kepada siswa dengan penuh ikhlas dan penuh kasih. (https://id.wikipedia.org/wiki/Purusa).
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
45
16.09.19
10.20 PM
Elegi Ritual Ikhlas 7: Tanya jawab pertama perihal Hati yang Ikhlas

Dalam Elegi Ritual Ikhlas 6 telah disinggung tentang salah satu penghalang ikhlas, yakni penyakit hati (dalam hal ini sombong). Di sini dijelaskan lagi penghalang lainnya, yakni penyakit hati berupa riya’ atau suka pamer. Padahal, ibadah dilakukan semata-mata sebagai kewajiban, yang mesti dilakukan secara benar dan baik., dimulai dari niat. Munculnya sifat/sikap riya’ ini kadangkala tidak disadari oleh seseorang, tapi dipandang orang lain sebagai riya’. Bisa saja seseorang tidak bermaksud riya’ tapi dipandang oleh orang lain (seolah) sebagai riya’. Orang yang menilainya sebagai riya’, padahal tidak dimaksudkan seperti itu, bias jadi karena ada penyakit hati di dirinya, mudah su’udzon, iri hari, dan sebagainya. Hal ini tidak lepas dari godaan syaitan. Inilah mengapa pentingnya niat sebelum melakukan sesuatu untuk meminta perlindungan Allah dari godaan syaitan agar bias melaksanakan ibadah (atau pekerjaan apa pun) dengan ikhlas, benar, dan baik. Dengan adanya keikhlasan, godaan tersebut dapat diatasi karena ikhlas menutup pintu bagi syaitan.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
46
16.09.19
10.48 PM
Elegi Ritual Ikhlas 8: Tata Cara atau Adabnya Orang Berdoa

Sebagaimana Prof jelaskan di atas bahwasanya berdo’a, sebagai permohonan kepada Sang Khalik, hendaknya dilakukan dengan adab yang baik, penuh kerendahan hati, dan tidak berlebihan Jangankan memohon kepada Sang Khalik, memohon/meminta kepada sesama manusia saja ada adab dan etikanya.
Berdo’a tidak boleh secara sembarangan, harus memerhatikan hal tempat, cara, keadaan, waktu, dan isi do’a. Berdo’a hendaknya dilakukan di tempat-tempat yang pantas dan suci, tidak di sembarang tempat. Berdo’a dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai tuntunan, dengan suara yang pelan/lirih, menengadahkan tangan, merendahkan diri, tidak asal-asalan. Berdo’a harus memerhatikan keadaaan, baik diri orang yang berdo’a maupun keadaan di tempat ia berdo’a. Berdo’a juga mesti memerhatikan hal waktu sehingga berdo’a bisa dilakukan dengan baik, tidak tergesa-gesa ataupun di waktu-waktu yang kurang pas. Kemudian dari isi do’a, hendaknya berdo’a akan hal-hal yang baik, tidak mendo’akan keburukan, baik diri sendiri, orang lain, maupun makhluk lain. Selain itu, hal yang dido’akan pun bukan hal yang berlebih-lebihan. Sebaik-baik do’a adalah yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.
Demikian yang bias saya sampaikan. Mohn maaf dan terima kasih.
47
17.10.19
11.15 PM
Elegi Membongkar Mitos Teori Kemampuan Otak

Menurut saya, elegi di atas menunjukkan beberapa hal. Pertama, bahwasanya bersikap skeptis itu penting sebagai pintu masuk untuk perkembangan teori (ilmu pengetahuan). Tapi, bersikap skeptis saja tidak cukup, dibutuhkan berbagai perangkat yang memadai (teori, praktik pengalaman, media, dst.), agar teori (ilmu pengetahuan) yang ingin dikembangkan terarah dan sesuai sehingga bias membantah teori lama.
Kedua, otak adalah sebuah sistem yang kompleks, sebagaimana tata surya. Otak adalah tempatnya akal dan kemampuan berpikir. Masing-masing bagiannya (otak kanan, agak kanan, agak kiri, kiri: otak atas, agak atas, agak bawah, bawah: otak depan, agak depan, agak belakang, belakang) memiliki kemampuan dan fungsi berpikir yang berbeda-beda, baik pada tataran material, formal, normatif, maupun spiritual. Meski begitu, semuanya memiliki titik persinggungan (baik kanan ke kiri, maupun atas ke bawah), yakni di otak tengah. Otak tengah inilah yang menyeimbangkan semua kemampuan berpikir otak. Dan pada otak tengah inilah berpikir kritis diproduksi sehingga tidak didominasi oleh salah satu kemampuan berpikir saja.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
48
17.09.19
11.20 PM
Elegi Pemberontakan Para Sombong

Saya sependapat dengan pernyataan Sdr. Hendra Bahar bahwa contoh yang disampaikan oleh Sdr Dessy Kristianto tidaklah tepat sebab sombong adalah perilaku negatif dan merugikan. Sombong adalah perbuatan tercela yang tidak sesuai dengan tuntunan agama Islam yang mengajarkan akhlak al-karimah. Dan kesombongan yang paling buruk menurut Al Imam Adz Dzahabi
adalah menyombongkan diri dengan ilmunya (Al-Kabaa’ir ma’a Syarh li Ibni al-‘Utsaimin). Oleh karenanya, Islam melarang dan mencela sifat dan sikap sombong karena sombong adalah sifatnya syaitan, yakni menolak kebenaran dan merendahkan yang lain. Dan Allah tidak menyukai orang yang sombong (QS. An-nahl: 23). Inilah yang menjadi tugas Nabi Muhammad Saw diturunkan Allah ke muka bumi, yakni untuk menyempurnakan akhlak manusia (HR. Ahmad 2/381).
Adapun contoh yang disampaikan oleh Sdr Dessy Kristianto menurut saya termasuk sikap tawadhu yang berseberangan dengan sombong. Tawadhu dapat diartikan dengan ketundukan sepenuhnya kepada Allah, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Furqaan: 63, "Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” Jadi, tidak dikatakan sombong apabila seseorang menolak diajak melakukan perbuatan tidak baik, melainkan tawadhu' karena ia sesungguhnya mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
49
17.09.19
11.58 PM
Elegi Pemberontakan Para Etik dan Estetika

Menurur saya, etik dan estetik mesti seiring sejalan. Tidak bisa masing-masing saling menafikan atau menegasikan. Sebaik-baiknya yang benar adalah yang benar juga baik. Ungkapan "Katakanlah yang benar meskipun pahit" kadang terkesan berlebihan. Namun, sesungguhnya tidaklah demikian sebab untuk mengatakan kebenaran tetap harus dengan cara-cara yang baik, bukan dengan cara yang buruk. Jadi, harus ada keselarasan antara niat dan cara yang sama-sama benar dan baik.
Ada juga ungkapan bahwa berbohong demi kebaikan, yang menurut saya tidak bisa serta merta disebut sebagai perbuatan tidak benar dan tidak baik. "Berbohong" di sini tidak bisa langsung dianggap sebagai perbuatan tercela melainkan perlu diketahui dulu duduk perkaranya: niatnya, ketidakterusterangan tentang apa, cara menyampaikannya, dan akibat yang bisa ditimbulkan apabila disampaikan dengan terus terang. Tetapi, bukan berarti kebohongan yang disampaikan dengan baik lantas dibenarkan. Kondisi ini bisa jadi kontradiktif. Inilah mengapa penting mendasarkan diri tidak semata pada otak/pikiran/ilmu, melainkan juga perlu mendasarkan pada hati/qalbu. Logos dan mitos akan menjadi liar apabila tidak didasari juga dengan etik dan estetika. Etik dan estetika yang bersemayam dalam qalbu ini mesti pula dicari dengan logos.
Semoga Allah menganugerahkan kecerdasan hati pada kita. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
50
17.09.19
08.17 PM
Menembus Ruang dan Waktu

Ingin tahu adalah kodrat manusia, demikian dinyatakan oleh Aristoteles. Keingintahuan ini dikarenakan kodrat lain manusia, yakni ketidaktahuannya. Secara umum, pengetahuan yang didapat atau dimiliki manusia berangkat dari anggapan umum/akal sehat sehingga apa yang diketahuinya sebagaimana yang diketahui orang-orang lain.
Dalam konteks filsafat, menurut Plato, keingintahuan ini berangkat dari "rasa kagum" terhadap apa pun yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dari rasa kagum ini, muncul pertanyaan-pertanyaan yang kemudian dicari tahu jawabannya, tapi bukan tahu dalam pengertian umum, melainkan tahu tentang hakikatnya. Inilah mengapa filsafat dianggap Plato sebagai "pembukaan mata" sekaligus "pembalikan diri" seseorang atas apa yang telah dialaminya sehingga tidak jarang seseorang merasa mengetahui sesuatu, namun dalam kenyataannya tidaklah demikian (sejalan dengan pertanyaan pertama dan kondisi yang juga tidak jarang saya alami). Inilah mengapa filsafat disebut juga dengan refleksi dan bersifat kritis. (Hadi, Hardono 1994: 13-16).
Sebagai makhluk, manusia memiliki keterbatasan: pengetahuan, kecerdasan, daya nalar, kemampuan mengembangkan diri,dan sebagainya.Kesempurnaan semata-mata milik Allah, Tuhan YME. Kelebihan yang dimiliki oleh manusia (kecerdasan misalnya) adalah karunia yang patut disyukuri dan dijaga, bukan untuk disombongkan sebab, sebagaimana penegasan Prof. Marsigit di atas, "Di atas langit masih ada langit". Oleh karenanya, manusia hendaknya rendah hati dan ikhlas, tidak merendahkan orang lain, selalu ingat kepada Sang Pencipta (dzikir), istiqamah menjalankan ibadah, menghargai dan membantu orang lain, dan terus berusaha meningkatkan kualitas diri.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
51
18.09.19
09.26 PM
BAGONG TENAYA 11: Sepuluh Besar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT tentunya sangat patut dipanjatkan atas karunia yang telah diberikan, termasuk prestasi yang diraih UNY. Pencapaian ini tentunya buah dari proses panjang dan perjuangan yang tidak ringan, butuh komitmen dan sinergi semua elemen, kepemimpinan yang kuat dan visioner, SDM yang mumpuni (dosen, pegawai, mahasiswa), tata kelola yang baik, dan atmosfer yang kondusif.
Capaian prestasi ini tentunya tidak cukup hanya dibanggakan sebab, seperti yang Prof. sampaikan, tapi hendaknya juga menjadi pemicu untuk bisa mencapai prestasi yang lebih baik lagi ke depannya. Apalagi persaingan akan semakin ketat dan PT lain pun tentunya akan terus meningkatkan kualitas dan prestasi mereka.
Semangat untuk menjadi yang terbaik telah dituangkan dalam visi UNY dan untuk mencapai itu tentunya perlu komitmen dan upaya bersama mengimplementasikan “kerja ikhlas, kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas”. Jayalah selalu UNY.
Semoga Allah meridho’i do’a dan upaya kita dan kita semua selalu dalam keberkahan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian dari saya. Mohon maaf dan terima kasih.
52
18.09.19
10.43 PM
Elegi Konferensi Internasional II Para Transenden

Menurut saya, percakapan dalam elegi di atas menggambarkan kondisi dunia, di mana ketidakadilan terjadi dan saling berebut kepentingan (utamanya penguasaan ekonomi dan politik). Kata adil dimaknai secara sepihak oleh yang memiliki kekuasaan dan mesti diterima oleh yang dikuasai tanpa embel-embel.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi alat untuk menguasai seluruh sendi kehidupan. Negara-negara yang tertinggal dalam hal penguasaan iptek akan tertinggal dan mudah dikuasai oleh negara-negara yang menguasai iptek. Indonesia misalnya, termasuk negara yang teringgal dalam penguasaan iptek, meskipun sudah mulai melakukan upaya-upaya untuk bisa berkompetisi dengan negara-negara maju tersebut.
Untuk itu, perlu dilakukan penguatan dalam hal pendidikan. Negara, dalam hal ini pemerintah, hendaknya mampu dan serius membuat kebijakan politik yang mendukung upaya-upaya tersebut. Jika tidak, Indonesia aka semakin tertinggal, bahkan dilibas oleh negara-negara maju tersebut dan hanya akan menjadi objek eksploitasi mereka.
Meski begitu, pengembangan iptek tidak sekadar meniru, melainkan mesti tetap memerhatikan hakikat, jati diri, dan falsafah hidup bangsa yang dilandasi nilai-nilai relijiusitas.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
53
18.09.19
11.00 PM
Elegi Pertengkaran Belalang Spiritual dan Belalang Logos

Menurut saya, percakapan di atas menunjukkan bahwasanya manusia memiliki dua sisi yang kontradiktif, baik dan buruk, sebagaimana Alah menciptakan alam semesta secara berpasang-pasangan, siang-malam, terang-gelap, kanan-kiri, panas-dingin, dan sebagainya. Dua sisi kontradktif ini seringkali muncul secara bergantian, baik disadari ataupun tidak, baik dalam jeda waktu yang lama maupun sebentar. Untuk itulah perlu adanya keseimbangan antara hal spiritual dan logos, sebagaimana ungkapan bijak "agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta." Dengan begitu, apa pun yang dilakukan dan diucapkan dipertimbangkan secara hati-hati, baik-buruknya, ataupun akibat yang dapat ditimbulkan.
Dalam hal ucapan dan tindakan, harus konsisten dan mempertimbangkan hal benar dan baiknya. Jangan sampai asal mengucap dan bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan ucapan d engan tindakan mesti selaras. Jika tidak, ungkapan bijak "sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya" sangat mungkin terjadi.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
54
19.09.19
09.41 PM
Elegi Menggapai Hati Kesatu

Elegi di atas menunjukkan bahwasanya kontradiksi itu melekat pada diri manusia: pikiran, hati, tindakan. Kontradiksi tersebut tidak tunggal dan saling terhubung, bahkan satu kontradiksi memunculkan kontradiksi lainnya. Kontradiksi ini tidak hanya terjadi dalam diri satu individu melainkan juga bisa terjadi antarindividu.
Seeorang seringkali tidak menyadari kontradiksi dalam dirinya sehingga butuh orang lain untuk mengingatkannya agat tidak terjerumus dalam hal yang buruk akibat kontradiksi tersebut.
Ketika terjadi kontradksi antarindividu, maka dibutuhkan penengah agar tidak menjadi kontradiksi yang tak berujung dan berdampak negatif. Selain itu, penting kiranya menggunakan hati untuk mengimbangi/menyikapi kontradiksi tersebut, seperti ungkapa bijak, "kepala boleh panas, tapi hati harus tetap dingin". Selanjutnya, selalu mengingat dan memohon pada Sang Pencipta agar terlindungi dari kontradiksi yang membawa pada keburukan.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
55
19.10.19
10.23 PM
Sumber-sumber Pengetahuan, Macam Pengetahuan, Pembenaran Pengetahuan dan Hubungan Pengetahuan yang satu dengan lainnya
Aristoteles merupakan salah satu filsuf utama etika atau filsafat tentang tindakan etis manusia (moral). Pandangan Aristoteles tentang etika yang mengedepanan tujuan (telos) menggapai kebaikan dituangkan dalam Nicomachean Ethics. Inilah yang kemudian dipandang sebagai cikal-bakal teleologisme etika, yang selanjutnya dikembangkan oleh Thomas Aquinas. Menurut Aristoteles, kebaikan mesti dilakukan sebab ia menawarkan kebahagiaan, yang mesti diperjuangkan karena tidak didapat begitu saja. Kebahagiaan dapat digapai manusia dengan rasio atau akal budinya. (Sumber: Dewantara Agustinus W. 2017. Filsafat moral: pergumulan etis keseharian hidup manusia. Yogyakarta: Kanisius).
Demikianlah yang bias saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
56
19.09.19
11.05 PM
Elegi Menggapai Hakekat

Mengenal hakikat tidaklah mudah karena ia tersembunyi. Untuk mengenalinya, dibutuhkan kesadaran akan kedudukan diri (subjek dan objek) serta implikasinya dalam ruang dan waktu. Agar dapat menggapai hakikat tersebut, diperlukan ilmu dan banyak membaca sehingga bisa menerjemahkannya secara benar dan baik.
Meskipun dalam realita terlihat banyak dan beragam wujudnya, hakikat yang sesungguhnya adalah satu, Setiap kali hakikat didekati dan tabirnya dibuka, maka akan nampak hakikat lainnya, dan terus begitu, tanpa pernah selesai (infinite regress).
Demikian yang dapay saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
57
19.09.19
11.31 PM
Elegi Memahami Sang Kanopi

Percakapan dalam elegi di atas menunjukkan beberapa hal. Pertama, kesombongan adalah hal yang sia-sia sebab ibarat pepatah, "masih ada langit di atas langit". Pada ruang dan waktu tertentu, kita mungkin berada di atas atau berkuasa, namun pada ruang dan waktu yang bersamaan, kita pun bisa berada di sutuasi sebaliknya.
Kedua, selalu ada kontradiksi pada sesuatu dan antara sesuatu dengan sesuatu lainnya. Misalnya kanopi, sebagai pembatas yang terbatas, di satu sisi ia menjadi pelindung/penolong dan di sisi lain sebagai penghalang/pengganggu. Precil, ular kecil, buaya kecil, ular besar, buaya besar, dan pemburu juga berada dalam kontradiksi, di satu ruang dan waktu, masing-masing bisa sebagai mangsa, sementara di ruang dan waktu lain sebagai pemangsa. Ketiga, kejadian-kejadian dalam elegi di atas menunjukkan bahwa mengetahui hakikat adalah proses membuka tabir sebab hakikat ada di sebalik tabir-tabir tersebut.
Maka, sebenar-benar hakikat dan kanopi yang melindungi adalah Tuhan YME. Semoga kita senantiasa dalam lingdungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
58
20.10.19
08.51 PM
Atmospir

Dalam KBBI (daring), kata atmosfer memiliki tiga pengertian, yakni: “1 lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km (terutama terdiri atas campuran berbagai gas, yaitu nitrogen, oksigen, argon, dan sejumlah kecil gas lain); 2 satuan tekanan yang besarnya sama dengan tekanan udara pada permukaan laut (1,033 kg setiap cm2); 3 Sas suasana perasaan yang bersifat imajinatif dalam naskah drama yang diciptakan oleh pengarangnya.”
Sehubungan dengan elegi di atas, kata atmosfer yang dimaksud merujuk pada pengertian yang ketiga.
Kata atmosfer ini sudah lazim digunakan dalam keseharian, dengan pemaknaan yang kurang lebih sama, yakni menunjukkan suasana atau keadaan, yang bersifat ikonik dan kontekstual, baik material, formal, normatif, maupun spiritual. Meski begitu, penggunaannya mesti disesuaikan dengan tujuan, ruang, dan waktunya. Oleh karenanya, atmosfer mesti dipahami dan digunakan secara tepat (sesuai dengan ruang dan waktunya) serta tidak tumpang-tindih, sehingga kehidupan bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Misal, atmosfer bulan puasa tentunya tidak sama (atau tidak bisa disamakan) dengan atmosfer perniagaan. Atau, seorang petani tidak akan menanam padi di luar atmosfer cocok-tanam yang tepat, misalnya di musim kemarau.
Dalam hal belajar, atmosfer akademik pun mesti tepat sebab jika tidak, proses pembelajaran tidak maksimal dan akan terganggu.
Sebenar-benar atmosfer adalah diri manusia sendiri untuk menggapai atmosfer ridho dan kuasa Allah, Tuhan semesta alam.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
59
20.09.19
10.17 PM
Elegi Ritual Ikhlas 12: Wasiat Muhammad Nurikhlas kepada Para Cantraka : Meretas Sejarah Peradaban Manusia

Sungguh wasiat yang penting untuk direnungi.
Hidup adalah pilihan dan manusia berhak dan mesti menentukan pilihannya. Sejarah peradaban manusia yang panjang telah membuktikan bahwa hanya orang-orang yang memiliki kesadaran akan adanya kesempatan dan berani mengambilnya untuk melakukan “sesuatu” dengan segala risikonya mampu mengukir namanya dengan tinta emas dalam catatan sejarah, yang menembus ruang dan waktu.
Keberanian mengambil pilihan tersebut tentunya tidak diambil secara asal-asalan, melainkan didasarkan pada rasionalitas berpikir, kesadaran diri akan kemampuan dan kelemahan yang dimiliki (pikiran dan tindakan), serta kesiapan menghadapi tantangan yang ada.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan dan terbatasi, selain berihtiar juga mesti bertawakkal kepada Sang Khalik, memohon ridho-Nya, agar kesempatan yang diambil menjadi pintu baginya untuk mencapai keberhasilan, Semoga kita senantiasa berupaya untuk menjadi lebih baik dan berani memanfaatkan kesempatan yang ada. Semoga Allah meridhoi dan melindungi kita semua. Aaiin.
Demikian yang bias saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
60
20.09.19
11.03 PM
Elegi Ritual Ikhlas 13: Memandang Wajah Rasulullah

Terima kasih Prof. untuk perenungan dalam elegi di atas. Sebagai Muslim, tentunya memiliki keinginan untuk bisa melihat wajah dari sosok teladannya yang suci. Keinginan ini sepertiya wujud dari kerinduan (romantisme) dari umat yang tidak hidup sezaman dengan beliau. Bagaimana tidak, selain asma Allah, nama beliau kita sebut setiap waktu sehingga memunculkan keinginan itu. Hal ini mungkin saja terjadi, sebab banyak kisah mengenai perjumpaan seseorang Muslim dengan Rasulullah SAW, baik saat tidur maupun saat terjaga. Imam Bukhari, Muslim, dan Abu Daud meriyawatkan hal tersebut dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda "Barangsiapa melihatku dalam tidur, maka ia akan melihatku ketika terjaga, dan setan tidak bisa menyerupaiku". Kemampuan seseorang melihat Rasulullah ini, menurut sejumlah ulama, termasuk karomah (kemuliaan).
Semoga kita mampu menjaga dan meningkatkan iman, Islam, dan ihsan kita sebagaimana yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW dan Allah senantiasa memberikan ridho dan karunia-Nya kepada kita. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
61
20.09.19
11.40 PM
Elegi Ritual Ikhlas 14: Perjuangan Dewi Umaya dan Muhammad Nurikhlas

Dunia adalah kehidupan yang fana, semata-mata tempat transit bagi manusia sebelum kembali pada-Nya. Untuk itu, manusia perlu memiliki bekal untuk menjalani kehidupan akhirat kelak, yakni amal ibadahnya.
Diciptakannya manusia semata-mata hanya untuk beribadah pada Sang Khalik, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagai makhluk, manusia sesungguhnya lemah, tak berdaya, bergantung pada kuasa Penciptanya. Maka, tiadalah hak bagi manusia untuk menyombongkan diri dengan harta, kekuatan, kekuasaan, kepintaran, dan sebagainya karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi zalim. Harta, kekuatan, kekuasaan, kepintaran, dan sebagainya merupakan titipan dari Allah untuk digunakan sebaik-baiknya. Namun tidak sedikit orang yang diberikan titipan tersebut bukannya bersyukur dan menggunakannya di jalan Allah, tapi malah membuatnya terlena dan berlaku semena-mena karena merasa itu semua hasil kerja kerasnya. Sesungguhnya, kisah Fir'aun dan Qarun bisa menjadi pelajaran bagi manusia bagimana kesombongan mereka tidak berarti apa-apa di hadapan Allah.
Untuk itu, setiap manusia (Muslim) diajarkan untuk saling mengingatkan kepada sesamanya (manusia) agar terhindar dari godaan semacam itu dengan hikmah. Apalagi terhadap orang tua sendiri. Islam mengajarkan agar selalu berdo'a dan berbuat baik terhadap orang tua, meskipun ia zalim, Kita dituntut untuk berihtiar dan bertawakkal sebab urusan insyaf atau tidaknya hanyalah atas kehendak Allah SWT. Meski berat, bukan hal yang mustahil bagi Allah untuk membolak-balik hati manusia. Ibarat ungkapan bijak lama, "sekeras-keras batu karang akan terkikis juga oleh tetesan air." Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
62
21.09.19
07.01 PM
Elegi Ritual Ikhlas 15: Melawan Hawa Nafsu

Manusia diberikan kelebihan akal pikiran dan nafsu. Keduanya adalah anugerah, namun sekaligus berpotensi menjadi keburukan. Untuk itulah manusia mesti bisa mengendalikan keduanya dengan menyadari bahwa kelebihan itu diberikan oleh Allah agar manusia bisa menjalankan tugasnya sebagai hamba-Nya yang dimandatkan sebagai khalifah di muka bumi.
Upaya pengendalian ini tidak mudah karena ada banyak godaan. Dengan keikhlasan hati dan memanfaatkan akal pikirannya secara baik untuk tujuan yang baik, semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT, manusia bisa terhindar dari perbuatan keji dan buruk.
Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
63
21.09.19
09.20 PM
Elegi Ritual Ikhlas 16: Menggapai Hamba Bersahaja

Diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba yang diberikan keunggulan dibandingkan makhluk lainnya (akal pikiran dan nafsu), manusia ditugaskan menjadi khalifah di muka bumi. Sayangnya, tidak sedikit manusia yang merasa sombong atas kelebihan yang dimiliki, kalah oleh hawa nafsu buruknya.
Sebagaimana dipahami, manusia adalah tempatnya salah, dan sebaik-baik manusia yang melakukan kesalahan adalah memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat. Agar terhindar dari perbuatan buruk dan teguh dalam melawan hawa nafsu, maka kita semestinya selalu mendekatkan diri kepada Allah, bermunajat, minta perlindungan-Nya dari perbuatan keji dan munkar, dengan segala kerendahan diri dan kesungguhan hati serta keikhlasan. Pangkat, jabatan, kekayaan, kecerdasan, dan sebagainya tidak ada artinya dihadapan Allah karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bertqwa.
Semoga Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang selalu melindungi kita. Aamiin.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
64
21.09.19
09.55 PM
Elegi Ritual Ikhlas 17 : Para Bagawat Berlomba Menjunjung Langit

Setiap orang adalah pemimpin, setidaknya bagi dirinya sendiri. Seseorang yang menjadi pemimpin tentunya bukan orang sembarangan, melainkan orang yang hebat, terpilih dan dipilih, memiliki kemampuan lebih dan keunggulan dibandingkan orang banyak. Seorang pemimpin memiliki tugas dan fungsi, sesuai dengan tingkatan dan jenisnya. Tugas seorang pemimpin tentunya tidak mudah dan karenanya ia mestinya sosok yang menjadi teladan, tegas tapi bukan kasar, lembut tapi bukan lemah, mengayomi bukan membiarkan, merangkul bukan memukul, berani dan bertanggung jawab, berakhlak yang baik, memegang teguh prinsip-prinsip agama dan kemanusiaan, serta mengajak orang-orang yang dipimpin menuju kebaikan.
Orang-orang yang ia pimpin tentunya memiliki beragam karakter, dan tidak sedikit yang abai terhadap aturan. Seorang pemimpin mesti mampu mengoptimalkan potensi-potensi positif orang-orang yang dipimpinnya. Memang tidak mudah karena selalu ada pro dan kontra. Tapi, tak ada kata tidak mungkin untuk menciptakan kehidupan yang baik dan bisa dilakukan membudayakan kebiasaan baik. Seperti pepatah, "ala bisa karena biasa" dan untuk menjadi biasa, kadangkala perlu dipaksa meskipun mereka merasa terpaksa (3 SA),
Semoga kita sebagai bangsa dan warga dari sebuah negara senantiasa berdo'a untuk kebaikan bersama. Semoga pula kita selalu diberikan rahmat, hidayah, dan perlindungan dari Allah SWT.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
65
22.09.19
09.55 PM
Elegi Ritual Ikhlas 18: Menggapai Hati Yang Jernih

Manusia diberikan kelebihan berupa akal-pikiran dan qalbu. Keduanya sangat rawan dari godaan syaitan yang selalu mencoba menjerumuskan manusia, Oleh karenanya, kita harus selalu mengingat Allah (zikir), beribadah, dan berdo'a memohon perlindungan dan ampunan dari Allah SWT dengan sepenuh hati, keyakinan, dan kesungguhan bahwasanya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Segalanya.
Demikian lah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
66
22.09.19
10.07 PM
Elegi Ritual Ikhlas 19: Tak Mampu Memikirkan Kapan Datangnya Kiamat

Kiamat adalah sebuah kepastian dan datangnya tidak untuk ditunggu. Kapan datangnya? Tidak seorang pun yang tahu karena itu adalah rahasia Allah. Sehebat apa pun manusia, ia adalah makhluk yang terbatas dan dibatasi. Secanggih apa pun ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan dan dikembangkan oleh manusia takkan sanggup menentukan kapan waktu datangnya kiamat karena hanya Allah yang tahu. Manusia sebagai hamba hanya berusaha untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan keikhlasan dan kesungguhan hati. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
67
22.09.19
10.40 PM
Elegi Ritual Ikhlas 20: Metafisika Filsafat

Terima kasih Prof., percakapan di atas sungguh padat dengan materi filsafat yang dijelaskan secara sederhana berikut contoh-contohnya. Sebagaimana Prof. jelaskan di atas bahwa belajar filsafat adalah belajar tentang bagaimana melakukan refleksi sekaligus mengolah otak dan hati agar bisa menjadi lebih kritis dan dapat melihat berbagai objek secara lebih jelas dan jernih sesuai dengan ruang dan waktunya.
Sebagaimana belajar bidang yang lain, untuk belajar filsafat dibutuhkan ihtiar yang sungguh-sungguh dan ikhlas, istiqamah, serta senantiasa berdo'a. Semoga Allah senantiasa memberi ampunan, lindungan, dan keberkahan bagi kita. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
68
23.09.19
10.04 PM
Elegi Ritual Ikhlas 21: Menggapai Ramai

Secara keilmuan, ada enam tingkatan suara manusia, mulai dari tinggi sampai rendah, yakni tenor, bariton, bas (untuk laki-laki), sorpan, mezo-sopran, dan alto (untuk perempuan). Akan tetapi, setinggi apa pun tingkatan suara tersebut, hanya bermakna secara fisik dan terbatas. Berbeda dengan tingkatan (atau apa pun sebutannya) dalam elegi di atas, yang menunjukkan ada sembilan suara dan hanya suara 1 dan suara 2 yang bersifat fisik. Sementara suara 3 sampai sembilan lebih bermakna nonfisik.
Dalam konteks berdo'a. memohon kepada Allah SWT, tidak ada perbedaan jenis kelamin di dalamnya, hanya ketaqwaan dan keikhlasan yang membedakan. Dapat disebut bahwa suara 9 adalah suara tertinggi karena suara ini keuar dari dalam qalbu dan semata-mata ditujukan kepada Allah. Tanpa diucapkan, Allah Maha Mengetahui hingga hati terdalam manusia.
Memang kadangkala manusia merasa kurang afdhol jika berdo'a tanpa dilafadz-kan. Al Hasan pernah pernah mangatakan bahwa "Tidaklah tujuanmu berdoa itu untuk memperoleh apa yang menjadi hajatmu. Bila tujuanmu hanya demikian, maka kamu akan terhalang dari Allah. Oleh sebab itu, jadikanlah doamu itu sebagai munajat (berbisik-bisik) kepada-Nya." (Khazanah, 23/09/19). Kedekatan diri manusia dengan Allah juga memengaruhi bagaimana ia berhubungan/berkomunikasi/berdialog (berdo'a). Tanpa harus mengeluarkan suara melalui mulut, hatinya, setiap embusan nafasnya senantiasa berdzikir dan berdo'a sehingga terlindungi dari kemunkaran. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian dari saya. Mohon maaf dan terima kasih.
69
23.09.19
10.23 PM
Elegi Ritual Ikhlas 22: Perkelahian Keburukan dan Kebaikan

Hidup manusia dipenuhi dengan jargon yang secara umum dapat digolongkan menjadi jrgon kebaikan dan jargon keburukan. Jargon-jargon ini mengisi akal budi dan hati manusia. Kedua jargon tersebut terus saling berebut untuk memengaruhi satu sama lain sehingga tak jarang manusia berada dalam kondisi dilema, mengalami pertentangan batin. Manusia sebagai pemilik akal budi dan hati ini harus bisa mengontrol agar jargon keburukan tidak muncul, setidanya diminimalkan. Untuk itulah, dzikir, do;a, ibadah, dan upaya lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah mesti terus dilakukan agar mendapatkan perlindungan-Nya. Jika pun jargon keburukan muncul, sebaiknya segera memohon ampun kepada Allah SWT dan bertaubat.
Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya dan terhindar dari kesesatan. Aamiin.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
70
23.09.19
10.42 PM
Elegi Ritual Ikhlas 23: Menggapai Cinta Ilahi

Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kasih dan sayang Alah tak berbatas ke semua makhluknya. Perkara sang makhluk menyintai-Nya atau tidak, tiada kerugian bagi Allah karena makhluklah yang membutuhkan kasih dan sayang Allah. Begitupun manusia sebagai makhluklah, akan sangat merugi apabila mengingkari kasih dan sayang Allah dan tidak menyintai-Nya. Mendapatkan cinta Allah adalah harapan manusia, oleh karenanya manusia hendaknya selalu mendekatkan diri kepada-Nya, selalu ingat (dzikir), beribadah, beramal sholeh, dan menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Dengan penuh keikhlasan dan berserah diri, manusia akan merasakan getaran dalam jiwanya dan tubuhnya setiap mendengar asma Allah disebutkan, atau ketika firman-Nya dibacakan. Semoga kita dapat menjadi orang menyintai dan dicintai Allah SWT. Aamiin.
Demikianlah yang bisa saya samapaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
71
24.09.19
10.24 PM
Elegi Ritual Ikhlas 24: Menggapai Doa dan Ikhtiar

Manusia adalah makhluk yang istimewa, yang bebas tapi terbatas dan diberikan kelebihan berupa akal budi dan qalbu. Dengan akal budi, manusia bisa mengembangkan segala potensi yang ada di dirinya dan makhluk lainnya dengan tujuan ibadah kepada Allah SWT. Dengan qalbu, manusia bisa merasakan getaran kebesaran Allah SWT.
Kehidupan manusia ibarat buku yang hanya ada Bab Pendahuluan dan bab Penutup. Dengan akal budi dan qalbunya, manusia diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri lembaran kosong dalam bab-bab isi, baik ataupun buruk. Untuk mengisinya, manusia harus berihtiar dan berdo'a karena keduanya mesti beriring. Jika hanya mengandalkan do'a, manusia akan terjebak ke dalam fatalisme, sedangkan jika hanya mengandalkan ihtiar, ia akan terjebak dalam vitalisme. Meskipun Allah telah membuat ketetapan (takdir) bagi manusia, tapi manusia dituntut untuk berihtiar dan berdo'a secara gigih, sungguh-sungguh, dan ikhlas, serta tawakkal atas apa pun hasilnya. Percaya pada ketetapan Allah ini (qadha dan qhadar/lebih dikenal dengan takdir) merupakan bagian dari rukun iman. Dengan beriman pada rukun iman ke-6 ini, manusia dapat (1) terhindar dari sifat sombong/sifat tercela lainnya, (2) menjadi pribadi yang tenang dan selalu bersyukur, (3) menjadi orang yang optimis dan tak pantang menyerah. Semoga Allah melindungi kita dari sifat-sifat tercela. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
72
24.09.19
10.48 PM
Elegi Ritual Ikhlas 25: Menggapai Diri

Elegi di atas mengungkap bahwasanya dunia adalah refleksi dari diri manusia, pikiran dan perasaannya. Memandang dan memperlakukan dunia layakna kita melihat dan memperlakukan diri kita di cermin. Dalam kehidupan, manusia menjalani dua bentuk hubungan, yakni habl min Allah dan habl min an-nas. Dalam kedua hubungan ini, manusia harus baik, kepada Allah dan kepada sesama manusia. Saat melakukan kesalahan, melanggar perintah Allah, hendaknya segera memohon ampun, berdo'a kepada Allah. Tapi ketika melakukan kesalahan kepada sesama manusia, hendaknya segera meminta maaf dan berdo'a kepada Allah sebab pintu maaf dari Allah adalah keikhlasan pemaafan dari orang tersebut. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
73
24.09.19
11.18 PM
Elegi Ritual Ikhlas 26: Perlombaan Menjunjung Langit

Kesombongan atau keangkuhan dapat "membunuh" manusia. Ilmu, pangkat, gelar, status sosial, kekayaan, kekuasaan, dan segala kelebihan yang dimiliki hanyalah titipan dari Allah, yang kapan pun bisa diambil oleh Allah. Semua kelebihan tersebut mesti dijaga dan digunakan dengan sebaik-baiknya agar bermanfaat bagi kemashlahatan. Ilmu bisa dijaga dan dimanfaatkan dengan cara terus ditambah dan dikembangkan serta tidak pelit berbagi dengan yang lain. Kekuasaan dijaga dengan cara digunakan untuk menyejahterakan, melindungi. Harta kekayaan dijaga dengan cara digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sewajarnya dan tidak pelit berbagi kepada orang yang membutuhkan (zakat, infak, shadaqah) atau untuk kegiatan umum (pembangunan tempat ibadah, kegiatan keagamaan, fasilitas sosial, dll.) Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat dan memberikan manfaat. Semoga kita terhindar dari sikap sombong dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin,
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
74
25.09.19
10.42 PM
Elegi Ritual ikhlas 27: Silaturakhim Para Ikhlas

Berpikir kritis mengikuti keikhlasan. Dalam konteks ini, berpikir kritis tentunya berpikir yang jernih, terbuka, dan positif, bukan berpikir yang "aneh-aneh" dan arogan yang bisa membawa kemudharatan. Berpikir kritis semacam itu dimulai dari keikhlasan dan ketawadhu'an sehingga bisa mengindarkan diri dari sifat dan sikap sombong. Keikhlasan perlu didekati dengan hati yang bersih (silaturrahim) dengan intensitas yang terus ditingkatkan agar agar bisa menggapainya.
Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial, silarurrahim ini juga penting dilakukan secara sungguh-sungguh dan berkesinambungan dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih sehingga bisa mengatasi berbagai persoalan kehidupan sosial. Selanjutnya, selalu memohon ampunan dan perlindungan dari Allah agar kita mampu mengatasi godaan terhadap keikhlasan kita.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
75
25.09.19
10.57 PM
Elegi Ritual Ikhlas 28: Tasyakuran Ke Satu (Proyek Syurga)

Kehidupan di duania adalah fana dan sementara dan kehidupan yang abadi adalah di akhirat kelak, sebaaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya. Tidak seorang pun yang mengetahui kapan datangnya kehidupan setelah dunia seba itu adalah rahasia Allah. Untuk itulah, dalam menjalani kehidupan dunia, manusia hendakya menyiapkan bekal yang dibutuhkan, yakni amal ibadah. Beberapa hal yang mesti dilakukan antara lain: memelihara sholat fardhu; menghadiri sholat berjamaah; selalu bertasbuh, selalu membaca shalawat; selalu beristighfar; selalu berdzikir; melaksanakan shalat-shalat sunnah; menjaga tali silaturrahim (utamanya dengan orang tua); menyesali dosa (bertaubat); bergaul yang baik antara suami dan istri.
Semoga kita mendapatkan ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
76
25.09.19
11.09 PM
Elegi Ritual Ikhlas 29: Tasyakuran Ke Dua (Proyek Syurga)

Dalam elegi sebelumnya telah disampaikan beberapa hal untuk menggapai surga. Dalam elegi di atas, disampaikan beberapa hal lainnya yang melengkapi bekal bagi para calon penghuni surga, yakni: tidak membongkar aib orang yang beriman, selalu memulai sesuatu dengan salam, selalu bertaya tentang hal-hal yang tidak diketahui, selalu menegakkan amal ma'ruh nahi munkar, tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, menegakkan sholat malam, menjadi teladan akhlak al-karimah bagi siapa pun, menghadiri majelis zikir/pengajian, memelihara pandangan dari hal yang diharamkan, memilikikecemburuan terhadap agama dan istri, menggunakan jilbab secara sempurna (untuk Muslimah). Semoga dengan menerapkan beberapa hal di atas dan beberapa lagi di elegi sebelumnya, kita bisa membekali diri untuk kehidupan ukhrowi kelak. Semoga Allah memberi ampunan dan lindungan kepada kita. Aamiin.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
77
26.09.19
12.43 PM
Elegi Ritual Ikhlas 30: Tasyakuran Ketiga (Proyek Syurga)

Elegi di atas melengkapi penjelasan dua elegi sebelumnya. Di sini ditambahkan lagi delapan hal yang bisa menjadi bekal seseorang untuk menggapai keridho'an Alla, yakni (1) memperbanyak membaca Al-Qur'an, (2) terus-menerus berdo'a, (3) aktif dalam hal kebaikan, (4) aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, (5) menghidupkan malam-malam yang penting, (6) membayar khumus yang diwajibkan untuk membersihkan harta, (7) menjalankan semua kewajiban dengan penuh hikmad: perhatian, kerajinan, dan kecermatan, (8) tidak bergunjing.
Demokian beberapa hal yang penting ditegakkan untuk bisa menggapsi surga yang dijanjikan Allah SWT. Semoga kita bisa istiqamah dan senantiasa dalam ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
78
26.09.19
10.13 PM
Elegi Ritual Ikhlas 31: Menggapai Kedamaian

Berpuas diri atau cepat merasa puas bukanlah hal yang dianjurkan. Kehidupan di dunia sangatlah dinamis sehingga menuntut manusia untuk selalu bergerak, menjadi lebih baik lagi. Berpuas diri atau cepat merasa puas atas apa yang dicapai atau dirasakan adalah jebakan yang membuat manusia karena ia sudah merasa nyaman dengan kondisi tersebut.Di atas langit masih ada langit, di balik tabir ada tabir lainnya. Artinya, tidak ada kepastian sehingga manusia mesti terus bergerak, pikiran dan tindakannya, untuk terus menguak rahasia ayat-ayat Allah SWT. Jika sudah merasa puas dan cepat berpuas diri, ia termasuk orang yang sombong karena merasa tidak melakukan ataupun membutuhan apa-apa lagi. Semoga Allah mengampuni dosa kita dan melindungi kita dari perbuatan tidak terpuji. Aamiin.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
79
26.09.19
10.29 PM
Elegi Ritual Ikhlas 32: Mengaji Jalaliyyah dan Jamaliyyah Wujud Allah

Mengenal Allah bisa dengan mengenal serta memahami Dzat (Jalaliyah) dan Sifat (Jamaliyah)-Nya. Kedua wajah Allah ini adalah keseimbangan dan keadilan sehingga mesti dipahami secara utuh, tidak bisa hanya salah satu. Dzat Allah menunjukkan sisi kekuasaan Allah sebagai Sang Maha Kuasa, sedangkan Sifat-Nya menunjukkan keindahan dan kasih-sayang Allah. Semoga kita senantiasa daam ampunan dan lindungan-Nya.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
80
27.09.19
11.18 PM
Elegi Ritual Ikhlas 33: Doakulah yang tersisa

Manusia adalah makhluk istimewa yang diberikan akal budi (pikiran) dan qalbu (hati). Keduanya saling terhubung dan saling melengkapi, tidak bisa difungsikan hanya salah satu saja. Di antara keduanya ada khawatir, sebagai kontrol, penyeimbang agar tidak melampaui batas. Untuk bisa memaksimalkan akal-budi dan qalbu, diperlukan pikiran yang jernih dan hati yang bersih. Tidak jarang manusia terjerumus dalam kesombombongan karena dua hal ini. Untuk itu, hendaknya selalu membersihkan diri (akal-budi dan qalbu) dengan selalu berdzikir, berdo'a memohon ampunan dan lindungan Allah, beribadah sebagaimana yang diperintahkan, dan menjauhi segala yang dilarang. Sebab, sebenar-benar Pemilik dan Penguasa atas manusia dan makhluk lainnya adalah Allah SWT. Semoga Kita bisa memelihara akal-budi dan hati kita, senantiaa mendapat pengampunan dan lindungan dari Allah SWT.
Demikian yang bisa saya samapaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
81
27.09.19
10.25 PM
Elegi Ritual Ikhlas 34: Menemukan Ruh

Lirik lagu "Rindu Kami Padamu Ya Rasul" dari Bimbo: "Rindu kami padamu ya Rosul, Rindu tiada terperi, Berabad jarak darimu ya Rosul Serasa dikau di sini" dan lirik lagu "Rindu Muhammad" dari Hadad Alwi: "Siapa yang cinta pada Nabinya pasti bahagia dalam hidupnya ... Jika kau benar-benar cinta dan rindu kepada Muhammad nabimu, buktikan, taati perintah-Nya, tinggalkan larangan-Nya, teladani akhlaknya...." bisa menggambarkan bagaimana kerinduan kepada Sang Nabi Akhir zaman. Sebagai umatnya, sudah seharusnya kerinduan itu ada dan muncul keinginan untuk bisa berjumpa, baik semasa kehidupan dunia maupun utamanya setelah di hari akhir kelak. Semoga Allah mengijabah do'a dan harapan kita untuk bisa berjumpa dengan Sang Kekasih-Nya. Semoga kita mendapatkan syafaatnya kelak. Semoga kita senantiasa dalam ampunan dan perlindungan Allah.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
82
27.09.19
10.56 PM
Elegi Ritual Ikhlas 35: Cendekia yang ber Nurani

Kesuksesan dan kegagalan adalah potensi yang ada dalam kehidupana manusia. Ihtiar dan do'a terus-menerus dibutuhkan sebab kesuksesan dan kegagalan terikat oleh ruang-waktu dan bersifat subjektif. Ihtiar dan do'a hendaknya dilakukan keikhlasan dan berpikir kritis agar manusia terhindar dari mitos-mitos dalam dirinya, merasa sudah berhasil dan mandiri sehingga menjadi sombong.
Cendekia yang bernurani, sebagaimana judul elegi di atas, berwujud Muslim yang be-iptek dan ber-imtaq yang memiliki kebiasaan dan kesadaran diri yang positif untuk mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya untuk mencapai kesuksesan dan memberi manfaat bagi kemajuan bangsa, negara, dan agama. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat dan memberi manfaat.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Semoga pula kita senantiasa dalam ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
83
28.09.19
07.12 PM
Elegi Ritual Ikhlas 36: Menggapai Tidak Risau

Risau dan khawatir melekat dalam diri manusia. Ihtiar, berdo'a, dan tawakkal secara ikhlas dan penuh kesungguhan berharap ridho dari Allah SWT sehingga tidak menjadi beban. Semoga kita senantiasa terus mendekatkan diri kepada Allah, berharap ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
84
28.09.19
07.30 PM
Elegi Ritual Ikhlas 38 : Menggapai Pikiran Ikhlas

Terima kasih Prof atas uraiannya yang menjelaskan bahwasanya kkhlas dalam filsafat adalah kesediaan untuk terus berpikir dan bertanya, selalu mendialogkan tesis dan antitesisnya sehingga menguatkan logos dan bahkan menghasilkan logos baru. Inilah inti dari filsafat, yakni bagaimana ikhlas dalam pikir, kesediaan untuk menerjemahkan dan diterjemahkan.
Semoga Allah meridhoi'ihtiar hamba-Nya dan senantiasa memberikan ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
85
28.09.19
08.00 PM
Elegi Ritual Ikhlas 39: Menggapai Sepi

Keakuan menjadi pembatas seorang hamba untuk mendekati Allah. Berdo'a dan selalu berdo'a secara ikhlas, Saat berdo'a, hadirkan dan mantapkan hati secara khusyuk, dimulai dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi saw, menegadahkan tangan, dan melirihkan suara. Allah Maha Mendengar, jadi, meski dengan suara yang sangat lirih sekalipun, Allah mengetahuinya. Di atas disebutkan bahwa sepi adalah do'a dan sebenar-benar sepi adalah do'a yang khusyuk dan ikhlas. Seseorang yang khusyuk dan ikhlas dalam berdo'a, tidak akan terpengaruh dengan ramainya situasi di sekeliling. Apalagi berdo'a dilakukan di waktu-waktu mustajab seperti pada sepertiga malam. Keheningan malam akan semakin memberi ruang bagi kekhusyukan, seolah sedang berdialog dengan Sang Pencipta. Semoga kita terus berusaha berdo'a dengan khusyuk dan ikhlas. Semoga Allah memberi ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
86
29.09.19
10.29 PM
Elegi Ritual Ikhlas 40: Berguru Kepada Imam Al-Ghazali untuk Meningkatkan Kualitas Spiritual (Islam)

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwasanya yang menghalangi khusyuknya shoalat adalah hati yang belum sepenuhnya bersih dan ikhlas. Masih ada celah-celah bagi masuknya godaan syaitan, seperti ambisi atau keinginan yang berlebihan atas sesuatu, rasa dengki, marah, dan syahwat. Untuk itulah, hendaknya selalu berdzikir, selalu mengingat Allah agar hati tenang. Begitupun sebelum sholat, hendaklah berdzikir terlebih dahulu. Semoga kita senantiasa dalam ampunan dan lindungan Allah SWT.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
87
29.09.19
10.45 PM
Elegi Ritual Ikhlas 41: Balas Dendam Syaitan Terhadap Matematikawan

Sebagaimana dijelaskan dalam elegi sebelumnya bahwa pintu masuk dan makanan syaitan antara lain adalah ambisi, termasuk dalam penggnaan akal-budi yang berlebih. Manusia memang diberikan kelebihan akal-budi, memiliki kebebasan untuk berpikir, tapi bukan berarti tanpa batas. Untuk itulah manusia diberikan juga qalbu sebagai kontrol, yang bisa menghadirkan rasa jangal atau keraguan atas kebebasan berpikirnya. Maka, hendaknyalah kita selalu mengingat Allah dan berdo'a memohon ampunan dan lindungan-Nya dari godaan syaitan. Semoga Allah memberikan ridho-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
88
29.09.19
11.01 PM
Elegi Ritual Ikhlas 42: Mengubah Mitos menjadi Logos

Di atas langit masih ada langit, peribahasa ini sangat bijak, mengajarkan pada kita untuk tidak berlaku sombong sekaligus menegaskan bahwa sombong adalah hal yang sia-sia karena itu adalah sifat syaitan. Kesombongan berangkat dari "keakuan", merasa bahwa dirinya adalah yang "ter" atau "paling" dibanding orang lain, bahkan tidak tertutup kemungkinan malah menafikan Sang Pencipta. Kisah Fir'aun adalah contoh yang mesti diingat.
Ketika seseorang mengagungkan "keakuannya", maka ia terjebak dalam mitos, sudah puas dengan apa yang dicapai, atau mungkin juga tidak pernah merasa puas dan menjadi rakus.
Logos yang dimiliki tidak lagi menjadi kontrol karena dianggap hanya sebagai pelengkap. Inilah mengapa logos bersifat kontradiktif, di satu sisi ia diperlukan agar manusia terus berkembang secara dinamis, tapi di sisi lain dapat membuat diri manusia menjadi sombong. Ia lupa bahwa apa yang dimiliki oleh manusia adalah fana, hanya titipan. Yang kekal atau absolut hanyalah milik Allah SWT. Di sinilah diperlukan qalbu sebab hati yang bersih dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dapat menjadi kontrol. Tak lupa untuk selalu berdzikir dan berdo'a kepada Allah, memohon ampunan dan lindungan-Nya. Semoga Allah senantiasa membeikan rahmad dan hidayah-Nya kepada kita. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
89
30.09.19
09.52 PM
Elegi Ritual Ikhlas 43: Kyai Mursidin 1

Sebagaimana diungkap dalam elegi di atas bahwa fakir yang paling buruk adalah fakirnya sesorang dalam hal ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Kefakiran ini membuat seseorang itu menjadi miskin, secara fisik dan spiritual. Kondisi inilah yang memudahkan syaitan untuk masuk memengaruhi orang tersebut untuk melakukan hal-hal yang dilarang Allah SWT. Sebagaimana dinyatakan dalam hadits bahwa "kefakiran itu dekat dengan kekufuran". Meski sebagian ulama mengatakan bahwa hadits ini lemah, setidaknya bisa menjadi gambaran bahwasanya ada bahaya dari kefakiran, bukan hanya fakir harta, melainkan juga fakir ilmu dan fakir hati. Inilah pentingnya selalu mendekatkan diri kepada Allah agar kita senantiasa dalam lindungan-Nya dari godaan syaitan yang mencelakakan. Semoga Allah senantiasa memberikan ampunan dan lindungan-Nya pada kita semua. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
90
30.09.19
10.02 PM
Elegi Ritual Ikhlas 44: Kyai Mursidin 2
Kisah di atas menegaskan bahwa satu-satunya tempat meminta pertolongan adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semoga Allah memberikan ampunan-Nya dan melindungi kita dari segala godaan syaitan yang tercela.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
91
30.09.19
10.11 PM
Elegi Ritual Ikhlas 45: Bagaimana Matematikawan Mengusir Setan?

Kisah di atas menunjukkan bahwasanya menyibukkan diri dengan selalu pikiran positif dapat menghindarkan diri dari bujuk rayu dan godaan syaitan. Ditambah lagi dengan selalu mengingat Allah, baik pikiran maupun hati, godaan sekuat apa pun bisa "dilawan". Semoga Allah membeberikan rahmat, hidayah, dan ampunan-Nya serta melindungi kita dari godaan syaitan yang tercela.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
92
01.10.19
09.13 PM
Elegi Guru Menggapai Perubahan

"Tempora mutantur et nos mutamur in illis", waktu berubah dan kita ikut berubah di dalamnya. Ujaran dari bahasa Latin ini menegaskan bahwa manusia mesti terus bergerak, berubah, menjadi lebih baik, sebab jika tidak, ia akan tergerus oleh perubahan itu (kemajuan). Begitupun dalam dunia pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, menuntut adanya kesiaan untuk berubah dan berkembang mengikutinya, termasuk guru. Di era global saat ini, dituntut adanya kemampuan beradaptasi terhadap kemajuan iptek dan kemampuan mengembangkan diri untuk berinovasi, serta memanfaatkannya bagi khalayak. Untuk pengembangan diri, ada banyak usaha yang bisa dilakukan oleh guru, sebagaimana telah diuraikan dalam elegi di atas. Semoga Kita diberikan rahmat, hidayah, dan lindungan-Nya.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Moon maaf dan terima kasih.
93
01.10.19
09.39 PM
Forum Tanya Jawab 64 : Burung di Pagi Hari, Jengkerik di Sore Hari

Kehidupan manusia erat dengan kontradiksi. sebagaimana tulisan di atas, dan kisa sebelumnya dalam "Forum Tanya Jawab 63", menunjukkan adanya perbedaan mencolok antara pembelajaran di dunia barat (London) dan pembelajaran di dunia timur (Indonesia). Meskipun sudah banyak dilakukan pengembangan dalam dunia pendidikan nasional untuk mengejar ketertinggalan, namun nampaknya masih membutuhkan waktu lebih lama serta upaya tambahan yang lebih efektif dan efisien. Meski begitu, optimisme mesti terus dipeliharan dan ditingkatkan sebab beberapa hasil pendidikan yang dikembangkan sudah menunjukkan hasilnya yang mampu bersaing dengan dunia barat. Untuk itu, dibutujkan kesadaran bersama dan kerja sama semua pihak secara sinergis.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
94
01.10.19
09.23 PM
Forum Tanya Jawab 63: Bagaimana Siswa Bisa Menentukan Kurikulum?

Tulisan di atas menguak perbedaan paradigma pembelajaran matematika di Indonesia dan London. Di Indonesia, pembelajaran berpusat pada guru, sedangkan di Londonm pembelajaran berpusat pada siswa. Di London, hal semacam ini diterapkan karena kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Untuk menunjang itu, digunakan LKS dan portofolio.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
95
02.10.19
10.18 PM
Elegi Pemberontakan Para Berhenti

Judul elegi di atas tentunya mengundang tanda tanya. Apalagi tanpa penceritaan kisah sebagaimana elegi-elegi lainnya. "Berhenti" di sini tidak dimaknai sebagai titik akhir, melainkan upaya untuk mengajak pembaca melakukan refleksi dan terlibat aktif menuangkan pikirannya. Jika "berhenti" dimaknai dengan sebenar-benarnya berhenti, maka ia menjadi mitos dan kontradiktif dengan elegi-elegi sebelumnya yang banyak mengungkap ihtiar, proses, dan dinamis. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan kata-kata seperti menggapai, menemukan, meningkatkan, dan sebagainya.
Sebagai para pengada yang mengada, pembaca diharapkan dapat melakukan apa yang dinyatakan oleh Rene Descartes, "Cogito Ergo Sum". Dengan begitu, pembaca termotivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya (pikiran dan hatinya) dengan ikhlas sehingga bisa mengembangkan logosnya dan memanfaatkannya secara bijak.
Sebagaimana pernah Prof tulis dalam sebuah elegi, "Jika ingin tahu dunia, tengoklah pikiranmu". Dalam elegi kosong ini, sepertinya Prof mencoba memancing pembaca untuk merefleksikan hasil kerja mengetahui apa yang ada dan yang mungkin ada dalam konteks ruang dan waktunya. Semoga kita senantiasa dalam ampunan dan lindungan-Nya sebelum "berhenti" benar-benar menjadi "berhenti" sesuai kehendak-Nya karena Dialah sebenar-benar yang punya kuasa atas "berhenti" tersebut.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
96
02.10.19
10.41 PM
Elegi Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu

Kesadaran akan ruang dan waktu adalah hal penting sebab dengan itu manusia bisa menempatkan diri dengan baik, tidak terjebak ke dalam mitos dan kesombongan. "Di atas langit ada langit" dan "Hidup ibarat roda yang berputar", demikianlah ujaran bijak yang mengingatkan bahwa tidak sepatutnya kita bersikap sombong. Sudah banyak contoh kisah bagaimana kesombongan membawa pada kehancuran.
Hal lain yang penting dicermati terkait dengan kesadaran akan ruang dan waktu adalah hal kelalaian. Lalai dalam memahami dan memanfaatkan ruang dan waktu akan membawa pada kerugian. Dalam bahasa agama (Islam) disebutkan bahwasanya manusia adalah tempatnya salah, lupa, dan lalai. Ini menunjukkan keterbatsan yang dimiliki oleh manusia, di samping kelebihan yang dimilikinya. Sebaik-baik sikap adalah memohon ampunan kepada Allah atas kesalahan dan kelalaian, berdo'a dengan ikhlas agar terhindar dari perbuatan sombong dan lalai serta berserah diri sepenuh hati. Semoga Allah senantiasa melindungi kita hal-hal yang dilarang-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
97
02.10.19
11.00 pm
Elegi Menyimak Refleksi Spiritual (Islam) Sdri Siti Nurchoiriyah

"Aku jauh Engkau jauh, aku dekat Engkau dekat" lirik dalam lagu Bimbo berjudul "Tuhan" tersebut bisa menambahkan uraian dalam tulisan di atas tentang kedekatan manusia dan Allah. Allah selalu dekat dengan hamba-Nya, tinggal bagaimana hamba-Nya mendekatkan diri kepada-Nya. Selalu mengingat-Nya (dzikir), berdo'a, menjadi hamba yang taat (dalam konteks habl min Allah dan habl minannas) akan mendekatkan diri kita kepada Allah. Untuk bisa sampai pada tingkatan kedekatan yang sangat dekat tentunya membutuhkan ihtiar ibadah yang baik pula. Semoga kita bisa menjadi hamba-Nya yang berbakti dan senantiasa memohon ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bsa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
98
03.10.19
10.40 pm
Forum Tanya Jawab 65: Si Tertuduh Infinit Regress

Dalam kamus, infinite regress diartikan sebagai rangkaian proposisi berupa alasan atau justifikasi yang selalu hadir dan tak pernah selesai. Sebuah alasan dijustifikasi dengan alasan lain. Infinite regress sebagai argumentasi kritis kaum skeptis telah dipersoalkan sejak masa filsafat klasik. (https://www.informationphilosopher.com/knowledge/infinite_regress.html)
Manusia, yang memiliki akal-budi, dalam kehidupannya sehari-hari, kerap mengalami hal semacam ini, muncul pertanyaan baru dari jawaban/alasan/justifikasi atas pertanyaan sebelumnya. Bisa kita lihat bagaimana seorang anak kecil yang tidak puas dengan jawaban atas pertanyaannya, kemudian bertanya lagi, terus tanpa henti.
Manusia bisa disebut sebagai infinite regress karena ia tidak selalu dalam proses menjadi/menuju/dll yang tak pernah selesai sampai titik akhir.
Semoga kita diberikan rahmat dan keberkahan untuk terus berproses menjadi ebih baik. Semoga Allah memberikan ampunan d an lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
99
03.10.19
11.16 PM
Hilbert's Program 2_Documented by Marsigit

Tulisan di atas menjelaskan tahap kedua Formalisme Hilbert, yakni bahwa sistem formal tidak lebih berupa seperangkat simbol dan aturan yang menjadi bagian dari matematika konseptual.
Demikian dari saya. Mohon maaf dan terima kasih.
100
03.10.19
11.03 PM
Hilbert's Program 1_Documented by Marsigit

Tulisan di atas menjelaskan tentang salah satu dari dua langkah program dalam Formalisme Hilbert, yaitu membagi matematika ke dalam dua kelas, yakni konseptual matematika dan ideal matematika. Ide dasarnya adalah keyakinan bahwa setiap cabang matematika dapat diformalisasi (diekspresikan dalam bahasa formal dan diterima menjadi sistem formal).
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
101
04.10.19
11.26 PM
LOGICAL FALACY_ Documented by Marsigit

Logical fallacy sebagai bagian dari logika dan filsafat ilmu penting dipelajari agar kita terhindar dari kesalahan dalam berpikir. Sejak pertama kali disitematisasi oleh Aristoteles, Logical fallacy telah dikembangkan secara lebih rinci oleh para ahli, misalnya Richard Whately dan Francis Bacon & J.S. Bacon. Ada beragam jenis logical fallacy di mana masing-masing disebabkan kesalahan yang berbeda-beda, namun menimbulkan akibat yang sama, yakni memunculkan kesalahan dalam memberikan respon terhadap argumen yang diajukan. Logical fallacy ini seringkali tidak disadari dan diabaikan. Padahal, bisa menimbulkan akibat yang tidak sederhana. (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Fallacy; https://id.wikipedia.org/wiki/Kesesatan)
Terima kasih Prof. sudah mengenalkan tentang logical fallacy ini.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga Allah memberikan rahmat, hidayah, dan lindungan-Nya. Aamiin. Mohon maaf dan terima kasih.
102
04.10.19
11.31 PM
INTUITIONISM_Documented by Marsigit

Intuitisme merupakan salah satu aliran filsafat yang dicetuskan oleh Luitzen Egbartus jan Brower (matematikawan asal Belanda). Ide dasarnya bahwa matematika adalah kreasi pikiran. Dalam perkembangannya, intuitisme dikembangkan di Barat oleh Henri Bergson. Aliran ini selalu berhadapan dengan dengan aliran rasionalisme. ALiran ini berpandangan bahwa manusia memiliki satu kemampuan tingkat tinggi, yakni intuisi, yang didasarkan pada hati nurani. Intuisisme disebut juga sebagai sistem etika yang membuat manusia bisa melihat sesuatu sebagai benar atau salah, baik atau buruk, secara spontan dan intelek. Aliran ini dianggap sejalan dengan pandangan filsafat umumnya Immanuel Kant yang menyebut bahwa akal tidak akan pernah mampu mencapai pengetahuan langsung tentang sesuatu. (https://plato.stanford.edu/entries/intuitionism/ dan https://id.wikipedia.org/wiki/Intuisionisme)
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
103
04.10.19
10.53 PM

Hilbert's Program 3_Documented by Marsigit

Tulisan di atas merupakan sambungan dari dua tulisan sebelumnya tentang Program Hilbert. Dalam tulisan di atas, dijelaskan tentang tiga langkah program untuk membuktikan bahwa sistem formal matematika memadai: bersesuaian, lengkap, dan konsisten.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
104
05.10.19
09.54 PM
Kutarunggu Sang Rakata Menggelar Sidang Rakyat (pertama)

Gunung sebagai simbol bisa dimaknai secara beragam, seperti dalam cerita di atas. Secara sederhana, gunung bisa dimaknai sebagai tujuan yang hendak dicapai dengan melalui berbagai tantangan. Tujuan ini cenderung dimaknai secara duniawi dan nantinya menjadi jalan bagi tujuan ukhrowi. Setinggi apa pun gunung (tujuan), akan ada gunung (tujuan) lain yang lebih tinggi. Adapun gunung yang tertinggi bukanlah yang paling tinggi, sebab di atasnya masih ada langit yang di atasnya lagi masih ada langit lainya, dan yang sebenar-benarnya paling tinggi adalah Tuhan YME sebagai tujuan manusia sebagai hamba.
Untuk bisa mencapai puncak gunung, dibutuhkan ihtiar secara sungguh-sungguh dan ikhlas berdasarkan niat, pertimbangan, dan persiapan yang benar serta do'a. Jadi, tidak bisa dilakukan sekadarnya, sebab kemungkinan untuk mencapai puncak gunung sangat kecil, kecuali nekat. Dalam proses mencapai puncak pun mesti dilakukan secara baik, tidak dengan menghalalkan segala cara. Dalam konteks pendakian, ada etiket yang mesti dipatuhi, tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan YME. Ada tiga hal yang ditekankan (1) Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu; (2) Jangan mengambil sesuatu kecuali foto; (3) jangan tinggal sesuatu kecuali jejak kaki.
Ada ungkapan yang menyebutkan bahwa "Setinggi-tingginya gunung, masih tinggi mata kakiku". Ungkapan ini menunjukkan bahwa sesungguhnya manusia memiliki kemampuan untuk mencapai kualitas diri yang tinggi (derajat, pangkat, ilmu, status sosial, spiritual, dll.). Yang mesti disadari bahwa keberhasilan tersebut bukanlah semata karena kemampuannya, tapi ada kuasa Tuhan YME. Maka, dalam proses mencapai puncak gunung tersebut (ilmu, jabatan, kekayaan, dll.) merupakan upaya mendekatkan diri pada-Nya sehingga mestinya selalu memohon ridho dan perlindungan dari-Nya. Momen saat mencapai puncaknya, dimaknai sebagai upaya berserah diri (ini biasanya disimbolkan dengan sujud syukur oleh para pendaki). Selanjutnya, saat kembali turun ke kaki gunung dan kembali ke tempat tinggal masing-masing, menunjukkan bahwasanya capaian setinggi apa pun hanyalah bersifat sementara, dan diharapkan capaian tersebut dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
105
05.10.19
09.13 PM
Menggapai Guru yang Sustainabel _ Photo by Marsigit

Guru yang sustainabel dapat dimaknai sebagai goru yang mampu mengembangan diri secara berkelanjutan dan memanfaatkan kemampuan dirinya untuk mengembangkan sumber daya peserta didiknya secara optimal, baik aspek akademik, kepribadian, sosial, dan spiritual, sehingga menjadi manusia yang memiliki kualitas diri yang baik. Semoga Allah memberikan rahmat, ampunan, dan perlindungan-Nya pada kita semua. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
106
05.10.19
09.05. PM
Menggapai Guru yang Akuntabel (dapat dipercaya) _ Photo oleh CRICED

Kepercayaan bukanlah sesuatu yang mudah didapat, tapi bukan hal yang sangat sulit tuk diraih. Kepercayaan sangat bergantung pada diri pribadi masing-masing. Bagi seorang guru, kepercayaan adalah hal penting dalam menjalankan amanatnya sebagai pendidik, bukan semata pengajar. Jika dikaitkan dengan profesi, setidaknya guru mesti memiliki empat kompetensi yang dipersyaratkan: profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Di luar itu, guru juga perlu menngembangkan keterampilan-keterampilan lain sehingga dapat menjaga sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap dirinya. Jika tidak, guru pun akan terjebak oleh mitos dalam dirinya. Semoga kita senantiasa dalam rahmat, ampunan, dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
107
06.10.19
11.40 PM
Kutarunggu Sang Rakata Menyatukan Lima Gunung (Pertama)

Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Seseorang mungkin memiliki kelebihan tertentu, tapi juga memiliki kekurangan pada hal lain. Maka, kelebihan yang dimiliki bukanlah untuk menjadikannya sombong dan merendahkan orang lain yang memiliki kekurangan. Bisa jadi orang lain itu memiliki kelebihan dalam hal lain dan kita yang kekurangan. Sesungguhnya Allah Maha Adil, Pengasih dan Penyayang. Semoga kita senantiasa dalam ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
108
06.10.19
11.30 PM
Kutarunggu Kekacauan Melanda Kerajaan Hanuya

Dalam masyarakat, stigma sudah menjadi fenomena sosial yang mentradisi. Masyarakat, awam ataupun terdidik, seringnya terlalu mudah menilai/menghakimi seseorang meski belum tahu kebenaran persoalannya. Misalnya, masyarakat seringkali langsung mencap bahwa kelompok anak punk atau klub motor adalah kelompok berandalan karena penampilannya yang nyentrik dan terkadang suka terlibat masalah. Padahal tidak sedikit pula kelompok punk dan klub motor yang melakukan kegiatan-kegiatan positif dan memiliki misi sosial. "Don’t judge a book by its cover, because you will never get the chance to find out what lies within it," demikian kalimat yang sering diungkap. Meski begitu, seringkali stigma tersebut diberikan karena adanya pengalaman negatif terkait dengan orang atau kelompok yang diberi stigma.
Untuk itulah, penting bagi kita untuk selalu menggunakan pikiran kritis dan hati yang bersih agar tidak mudah menilai sesuatu sebelum mengetahui terdahulu kebenarannya. Apalagi di zaman seperti sekarang, di mana hoax bertebaran di mana-mana. Bagi yang tidak menggunakan akal pikiran yang kritis dan hati yang bersih, tentunya akan mudah ikut-ikutan, dengan beragam alasannya. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya agar terhindar dari sifat dan sikap semacam itu. Aamiin. Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
109
06.10.19
11.01 PM
Kutarunggu Sang Rakata Menyatukan Lima Gunung (Kedua)

Masih terkait dengan kisah sebelumnya, yakni mengenai sifat dan sikap sombong yang bisa menutup mata dan hati akan adanya kehebatan lain di luar diri seseorang. Padahal, apa yang ia miliki sifatnya hanya sementara, semata-mata titipan dari Sang Pencipta. Tuhan YME sebagai pemilik bisa kapan pun mengambil apa pun yang ia miliki dan yang ia sombongkan dalam sekejap. Siapa pun hendaknya menggapai kualitas dirinya secara maksimal, tapi tidak hanya untuk kepentingan duniawi dan pribadi saja, melainkan juga ditujukan untuk kemashlahatan bersama dan kepentingan ukhrowi. Semoga Allah memberikan ampunan, rahmat, dan lindungan-Nya pada kita semua. Aamiin.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
110
07.10.19
10.10 PM
Kutarunggu Konflik Diperbatasan

Lawan stigma adalah stigma atau stigma dilawan dengan stigma. Di satu sisi, strategi ini mungkin bisa dipakai dengan tujuan untuk menegaskan bahwa stigma itu sesungguhnya tidak berlaku buat orang yang distigmakan tersebut. Namun di sisi lain, ketika stigma dilawan dengan stigma, kemungkinan untuk terjadi hal yang makin buruk tentunya tidak bisa dihindari. Bisa saja ia malah menjadi spiral stigma, satu stigma memunculkan stigma lainnya, dan pada akhirnya bisa menjadi lingkaran setan, tak pernah ada habisnya.
Keburukan hendaknya dibalas dengan kebaikan. Sebagaimana dalam elegi lainnya, disebutkan bahwa untuk mengatasi stigma hendaknya menggunakan pikiran kritis dan hati yang bersih. Semoga kita senantiasa dalam lindugan-Nya dan terhindar dari perbuatan tidak terpuji.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
111
07.10.19
09.58 PM
Kutarunggu Sayembara Ahilu

Elegi di atas mengungkap bahwa sikap sombong memunculkan rasa tidak pernah merasa puas dan selalu ingin menguasai apa pun, dengan cara apa pun. Sebagaimana pepatah, "meminum air laut" yang takkan pernah menghilangkan dahaga. Begitulah, ia hanya mengedepankan hawa nafsunya dengan berbagai cara. Semoga Allah memberikan ampunan dan lindungan-Nya sehingga kita terhindar dari sikap sombong. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
112
07.10.19
09.46 PM
Kutarunggu Stigmapangla Si Buruk Rupa

Elegi di atas menunjukkan bahwa stigma itu akan melekat dan terus disematkan kepada siapa pun yang distigmakan. Sulit untuk keluar dari stigma tersebut. Stigma bisa jadi dilekatkan pada seseorang atau sekelompok orang karena faktor dari yang bersangkutan sendiri, ia menunjukkan hal-hal negatif, misalnya sombong, arogan, atau tindakan merugikan lainnya. Stigma bisa juga berasal dari faktor orang lain yang memberikan stigma kepada seseorang atau sekelompok orang karena fator ketidaksukaan, ketidaksenangan, iri, atau adanya kepentingan tertentu, untuk menjathan pesaingnya dalam bisnis, dalam politik, ata dalam kehidupan sosial lainnya. Semoga kita senantiasa dilindungi Allah dari perbuatan tercela dan terhndar dari stigma. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
113
08.10.19
10.34 PM
Elegi Menggapai Obyek Penelitian

Elegi di atas menegaskan bahwasanya objek dalam penelitian kelas atau tindakan kelas itu sangat banyak dan beragam, bisa yang ada pada diri guru, siswa, kondisi pembelajaran, dan sebagainya. Namun, sebagaimana percakapan dalam elegi di atas, tidak sedikit guru yang masih bingung ketka hendak melakukan peneitian kelas/tindakan kelas. Untuk itulah, penting bagi guru untuk bertanya pada sumber yang benar dan terus berusaha secara aktif mengembangkan diri dengan penuh keikhlasan. Semoga kita senantiasa daam lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
114
08.10.19
10.24 PM
Kutarunggu Persidangan Agung Sang Bagawat

Dari kisah di atas dapat diambil pelajaram bahwasanya setiap manusia merupakan potensi prima. Potensi itu bisa dikembangkan secara prima ketika wadahnya, akal pikiran dan hati, diberdayakan dengan baik sehingga isinya, pikiran kritis dan keikhlasan, pun menjadi optimal. Pentingnya mengoptimalkan pikiran ini sejak dulu sudah ditegaskan oleh Rene Descartes melalui ucapannya "Cogito ergo sum". Begitu pun dengan hati, hendaknya selalu dijaga untuk tetap bersih dan ikhlas dalam segala hal. Dengan begitu bisa terhindar dari stigma yang bisa merendahkan derajat manusia. Semoga kita senantiasa dalam ampunan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
115
08.10.19
10.06 PM
Kutarunggu Sang Rakata Transendenta

Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Itu yang telah Dia janjikan dan itulah adanya. Namun, kadangkala tidak bisa membedakan, apakah yang menimpa dirinya adalah cobaan, ujian, ataukah teguran/hukuman. Untuk bisa memaknainya secara benar, dibutuhkan hati yang bersih dan ikhlas.
Dalam menjalankan amanahnya sebagai khalifah, manusia tidak bisa (hanya) mengandalkan akal pikiran dan ihtiar saja. Meski memiliki derajat mulia, manusia adalah makhluk yang terbatas dan dibatasi. Batasnya adalah dirinya sendiri (pikiran, kemampuan laiin), Maka, menjaga hati tetap bersih dan ikhlas serta selalu berbaik sangka kepada Allah SWT. Apa pun yang dilimpahkan kepada manusia, selalu ada maksud dan hikmah. Untuk itu, hendaknya manusia selalu memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah agar selamat dalam kehidupan dunia dan akhirat. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
116
09.10.19
11.41 PM
Elegi Mengenal Jargon

Hidup manusia dipenuhi dengan jargon, sebagaimana simbol. Jargon-jargon ini tidak mudah dipahami secara awam karena makna sesungguhnya ada di sebalik jargon itu. Seringkali jargon disalahartikan sehingga terjadi kekacauan: tidak dipahaminya makna sesungguhnya dan salah menangkap pesan yang ingin disampaikan melalui jargon tersebut. Untuk it diperlukan pikiran yang kritis dan hati yang ikhlas untuk menerjemahkan dan diterjemahkan. Semoga Allah memberikan ampunan dan lindungan-Nya sehingga kita terhindar dari hal-hal yang buruk. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
117
09.10.19
11.29 PM
Elegi Wayang Golek

Dalam kehidupannya yang dinamis, manusia selau mencari-cari, baik yang ada maupun yang mungkin ada. Dengan akal pikiran dan hatinya, manusia berihtiar secara ikhlas untuk mendapatkan sekaligus melakukan kebaikan-kebaikan agar hidupnya dapat bermanfaat. Semoga kita senantiasa dalam ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
118
09.10.19
11.19 PM
Elegi Menggapai Purnakata

Terima kasih Prof. atas uraiannya tentang banyak hal, seperti: (1) filsafat adalah tentang yang ada dan yang mungkin ada; (2) filsafat itu terkait dengan ruang dan waktu; (3) filsafat adalah tentang bagaimana mengubah mitos menjdi logos; (4) jebakan filsafat yang sering tidak disadari; (5) pantangan bagi yang belajar filsafat setengah-setengah; (6) menerapkan filsafat dalam keseharian dengan kesediaan menerjemahkan dan diterjemahkan; (6) ketidakmampuan filsafat menjangkau hati sebagaimana agama karena filsafat hanya pada tataran olah pikiran. Oleh karenanya, penting untuk tidak semata mengandalkan akal-pikiran, tetapi juga membersihkan hati sehingga muncul keikhlasan dalam menjalani kehidupan. Semoga Allah memberikan karunia dan lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
119
10.10.19
11.52 PM
Elegi Cupumanik Astanala

Manusia adalah mahluk terpilih dan bisa memilih, baik yang ada maupun yang mungkin ada. Tidak jarang dalam kehidupannya, manusia dihadapkan pada pilihan yang sulit sehingga mengalami dilema. Ibarat simalakama, dimakan mati ayah tapi kalau tidak mati ibu. Tidak jarang pula manusia dihadapkan pada pilihan yang seolah baik, padahal sebaliknya. Begitupun kadang ia dihadapkan dengan pilihan yang buruk, padahal sebaliknya juga. Untuk dapat memilih dengan baik dan benar, manusia hendaknya menggunakan pikiran kritis dan hati ikhlasnya. Semoga Allah mengampuni dan meindungi kita dari hal-hal yang tidak baik. Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
120
11.10.19
10.55 PM
Elegi Kail Bermata Durja

Elegi di atas membahas tentang moralitas. Persoalan moralitas ini adalah fenomena sosial. Dalam kehidupan modern, moralitas cenderung sudah tidak lagi menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang nampak, banya pelanggaran moral di berbagai tempat, profesi, dan jabatan, dan sebagainya.
secara sederhana, moralitas dapat dimaknai sebagai hal yang terkait dengan hal "yang harus dan sebaiknya" atau bagaimana sebaiknya hidup. Dalam karyanya "Enquiry Concerning the Principles of Morals" (1751), David Hume sudah mendiskusikan apa yang disebut dengan "rentang adalah/sebaliknya" dan mengungkap realita banyak orang yang membuat kekeliruan dalam etika karena berangkat dari fakta (sesuatu yang adalah) lalu bicara tentang nilai (yang seharusnya) tapi tidak melakukan perubahan dari "adalah" ke "seharusnya".
Dalam filsafat moral, ada tiga tingkat persyaratan utama, yakni etika terapan, etika normatf, dan metaetika. Etika terapan adalah yang paling praktis dan metaetika adalah yang paling abstrak tentang sifat umum moralitas. Teori etika ada deontologis, konsekuensialis, atau berdasar kebajikan. Etika Kantian adalah etika deontologis, beranggapan bahwa manusia semestinya hanya mengikuti aturan moral
universal yang konsisten. Untilitarianisme adalah etika konsekuensialis yang normatif, beranggapan bahwa tindakan adalah benar apabila meningkatkan kegunaan dan salah jika menguranginya. Sedangkan etika Aristotelian adalah etika kebajikan, beranggaan bahwa orang yang baik mengembangkan kebajikan yang berada di antara dua ekstrem.
(Sumber: Baggini. 2004. Lima Tema Utama Filsafat. Jakarta: Taraju, bagian II: Filsafat Moral)
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Semoga kita senantiasa dalam ampunan dan indungan-Nya. Mohon maaf dan terima kasih.
121
11.10.19
11.30 PM
Elegi Memantapkan Persiapan Selamatan Raja Purna

Fitrah manusia adalah sebagai pemimpin, yakni pemimpin yang baik. Seorang pemimpin memiliki kekuasaan atas yang dipimpinnya. Sayangnya, ketika memiliki kekuasaan, seseorang terkadang merasa tidak puas sehingga ingin lebih berkuasa lagi, bahkan dengan berbagai cara, tak mau tahu dengan urusan kemanusiaan dan keadilan. Sebagaimana powernow dalam elegi di atas, yang menjelma diktator dan terus berusaha menalkukkan kerajaan-kerajaan lain dan berambisi berkuasa secara mutlak. Persoalan kekuasaan ini menjadi bagian perbincangan oleh filsuf dalam filsafat politik, seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Agustinus, Thomas Aquinas, Martin Luther, Ibnu Khaldun, Nocollo Machiavelli, Thomas Hobbes, John Locke, Montesque, Friedrich Hegel, Karl Marx dan Federich Engels, dan banyak lainnya.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
122
12.10.19
10.39 PM
Jargon Pertengkaran Guru dan Siswa

Hidup manusia diselimuti dengan jargon. Jargon-jargon ini terkait dengan berbagai aspek kehidupan: profesi, status, keadaan, sikap, kelompok, kedirian, dan sebagainya. Seperti cerita di atas, dallam dunia pendidikan, guru memiliki jargonnya sendiri, begitu pun siswa. Jargon-jargon ini bisa positif (baik), bisa juga negatif (buruk). Tidak jarang, jargon-jargon ini (yang negatif) kemudian menjadi stigma, yang akhirnya menjadikan seseorang yang memiliki atau jargon tersebut terkena stigma. Pada gilirannya, stigma inilah yang melekat, misalnya guru killer, kepala sekolah atau guru BK yang galak, murid yang bandel, murid yang tak tahu apa-apa.
D samping itu, jargon positif sesungguhnya adalah tantangan, godaan. Tidak jarang, jargon positif tersebut menjadi seseorang merasa baik, berkuasa, terhormat, dan sebagainya, sehingga menjadi sombong.
Pada hakikatnya, guru adalah pendidik, yang diberikan amanat untuk memberdayakan potensi siswanya secara maksimal, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektifnya. Begitupun siswa, sebenar-benar mereka adalah orang yang menjalani proses memberdayakan potensinya dengan bimbingan guru. Baik guru maupun siswa, sesungguhnya sedang menjalani ihtiar bersama untuk menjadi lebih baik, dengan hati yang bersih dan ikhlas. Guru menghargai dan menyayangi siswanya, siswa menghormati dan mencintai gurunya. Dengan begitu, jargon yang ada tidak menjadi stigma yang menyesatkan. Semoga Allah senantiasa mengampuni dan meindungi kita. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
123
13.10.19
10.29 PM
Intuisi Bukanlah Intuitionism
Sebagaimana ditulis di atas bahwa intuisi bukanlah intuitionism. Intuisi (n) adalah "daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati" (KBBI online). Sedangkan intuitionism adalah salah satu aliran filsafat yang menganggap bahwa manusia memiliki kemampuan tertinggi berupa intuisi. Intuisi dianggap mampu mengatasi keterbatasan akal untuk memikirkan perkara yang tak teramati, misalnya pengalaman emosional dan spiritual.
Aliran yang dipelopori oleh Luitzen Egbertus Jan Brouwer, seorang matematikawan kelahiran Belanda.
Dalam konteks filsafat matematika, aliran ini berangkat dari ide bahwa matematika merupakan kreasi pikiran sehingga kebenaran matematika hanya dapat dipahami melalui konstruksi mental yang membuktikan kebenarnnya. Penegasian kebenaran diartikan bahwa ketdakbenarannya dapat dibuktikan.
ALiran ini memberi implikasi terhadap praktik matematika.
(https://plato.stanford.edu/entries/intuitionism/)
(https://id.wikipedia.org/wiki/Intuisionisme)
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
124
15.10.19
12.06 PM
Elegi Mengintip Pesta Raya Black-hole Diraja (Lanjutan dari Elegi Bendungan Komte)

Cerita di atas menguraikan beberapa aliran dalam filsafat: determinisme, vitalisme, dan antifabilisme (gambaran dari black hole), kemudian pragmatisme, utilitarianisme, materialisme, dan hedonisme.
semua hal tersebut merupakan gambaran tentang manusia, penguasa yang berambisi memiliki kekuasaan absolut, memaksa ketundukan yang dikuasai sebagai keharusan yang tak bisa dielakkan. Ambisi ini tak lepas dari adanya godaan kesenangan duniawi (dianalogikan dengan pragmatisme, utilitarianisme, materialisme, dan hedonisme) secara berlebihan. Bahkan, tidak sedikit, di kalangan masyarakat umum juga terkena godaan semacam ini. Dan godaan semacam ini merupakan candu. Semoga kita dilindungi-Nya dari godaan semacam itu.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
125
21.10.19
11.21 PM
TESIS DAN ANTI-TESIS PEMAHAMAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Tulisan di atas menunjukkan bahwasanya pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 perlu dicermati secara serius dan mendalam. Ada beberapa hal yang diungkap Prof. Marsigit sebagai antitesis dari beberapa tesis yang ada di dalam K-13 tersebut. Salah satu yang utama dan mendasar adalah kriteria ilmiah dalam proses belajar yang diterapkan terkesan sangat kaku dan mengabaikan pengetahuan nonilmiah yang juga memiliki peran dalam proses pembelajaran tersebut. Hanya menekankan a priori dan mengabaikan a posteriori.
Untuk itulah, diperlukan guru yang bijak dan cermat, mampu mengolah dan memadukan kedua aspek tersebut secara proporsional sehingga pembelajaran bisa lebih komprehensif dan bermakna.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
126
28.11.19
11.21 PM
Persepsi Guru tentang pendekatan Saintifik

Dalam perkuliahan Filsasat PEP, Prof. Marsigit menegaskan bahwa menerapkan pendekatan saintifik, khususnya MENANYA, sebab adanya mispersepsi dan kesalahpahaman. MENANYA dimaknai sebatas siswa bertanya kepada guru. Padahal, sejatinya yang dimaksud MENANYA adalah HIPOTESIS. Namun mengingat kepentingan keselarasan singkatan, maka yang mestinya HIOTESIS dibuat MENANYA. Hal ini menjadi tidak bias ketika istilah MENANYA tidak terhenti, melainkan dilanjutkan dengan kalimat “Menanya untuk menghasilkanhipotesis”.
127
29.11.19
07.16 pm
The Structure of Scientific Revolutions_By Thomas Kuhn

Buku ini menjadi salah satu titik-tolak perkembangan ilmu pengetahuan. Buku yang banyak mendapatkan tanggapan dari berbagai ilmuwan ini menunjukkan arti penting paradigma dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan. Adanya anomali dari pergeseran sudut pandang ilmuwan, memunculkan paradigma baru yang menawarkan pemikiran baru.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
128
05.12.19
06.09 AM

Terkejut
Terkejut adalah akibat dari adanya suatu kejutan, bisa menyenangkan, bisa juga tidak menyenangkan (menjengkelkan). Bisa positi, bisa pula negatif. Terjadi karena adanya hal di luar kebiasaan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Terkejut sangat beragam, tergantung subjek, objek, konteks, penyebab, dampak, skup, bidang, dan sebagainya. penyebutannya pun demikian. Maka, hal semacam terkejut pun tidaklah sesederhana dan "biasa-biasa" saja sebagaimana banyak dianggap orang, melainkan sesuatu yang bisa sangat kompleks dan "luar biasa" kajiannya.
129
10.12.19
09.25 PM
ANTI-FOUNDATIONALISME

Antifondalisme adalah antitesis dari fondamentalisme. Jika fondasionalisme meyakini bahwa semua pengetahuan memiliki landasan keyakinan yang mendasarinya, maka antifondasionelisme meyakini sebaliknya bahwa pengetahuan tidak meski didasari oleh suatu landasan. Jika fondasionalisme meyakini bahwa rasio adalah satu-satunya alat yang mampu menggapai pengetahuan, maka antifondasionalisme sebaliknya, menganggap bahwa selain rasio ada alat lain, seperti instuisi, sehingga antifondasionalisme kadang disebut pragmatisme.
Demikian dan terima kasih.
130
12.12.19
11.01 PM
Urgensi Filsafat dalam Pendidikan Islam untuk Pendidikan Karakter

Gambaran dalam artikel Prof. Marsigit di atas begitu menohok bagi kondisi pendidikan Islam dewasa ini. Setelah berjaya dalam waktu lama di abad pertengahan, peradaban Islam perlahan memudar. Betapa tidak, banyak hasil pemikiran para cendekiawan Muslim yang menjadi warisan peradaban modern. Ironisnya, dogma "tertutupnya pintu ijtihad" memberi pengaruh negatif bagi peradaban Islam hingga kemunculan Fazlur Rahman yang mendobrak pintu tersebut. Sayangnya, umat islam sudah terlanjur jauh tertinggal. Saah satu penyebabnya adalah dikotomi keilmuan dan dihindarinya filsafat karena dianggap tidak sejalan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam. Padahal, cendekiawan Muslim dulu juga merupakan filsuf. Mereka menggunakan filsafat sebagai tool yang batas penggunaannya dikontrol dengan ajaran Islam.
Dalam artikel tersebut, Prof. Marsigit telah memberikan uraian permasalahan dan kndisi pendidikan Islam, khususnya di Indonesia, saat ini secara komprehensif. Meski begitu, tawaran solusi juga diungkap dan patut dipertimbangkan secara bijak guna memperkuat upaya-upaya yang telah banyak dilakukan untuk mengeluarkan pendidikan Islam dari kemarjilannya, utamanya di kalangan perguruan tinggi.
Demikanlah, mohon maaf dan terima kasih.
131
13.12.19
11.00 PM
RADIKALISME

Terima kasih Prof. atas pencerahannya. Saat ini, istilah radikal dan/atau radikalisme menjadi salah satu trending topic dalam berbagai pembicaraan. Istilah ini diidentikkan dengan aksi-aksi intoleran yang marak terjadi dan tidak sedikit yang berujung pada aksi terorisme.
Pada mulanya, istilah radikal berangkat dari gerakan politik yang menuntut adanya perubahan, yakni pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak sipil warga negara dalam hal ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, politik. Namun dalam perkembangannya meluas ke berbagai aspek.
Jika mengacu pada asal katanya, radix yang berarti akar, menunjukkan bahwasanya radikalisme layaknya fondasionalisme, yakni paham atau aliran yang mendasarkan pada asas atau akar. Maka, tidak mudah untuk mengubah pandangan penganutnya.
Radikalisme memiliki dua kutub, positif dan negatif. Positif karena berangkat dari nilai-nilai yang mengakar kuat, teguh dipertahankan dan diperjuangkan, misalnya keadilan, kebebasan, hak-hak politik, dsb. Akan tetapi, menjadi negatif ketika perjuangan itu dilakukan dengan tindakan kekerasan dan menafikan nilai-nilai kemanusiaan. Hal terakhir inilah yang kemudian banyak terjadi, baik dalam skala lokal maupun global sehingga istilah radikal dan radikalisme seolah tereduksi menjadi paham atau gerakan yang menginginkan perubahan dengan cara-cara kekerasan.
Hal inilah yang perlu dicermati, sebab, atas nama apa pun, tindakan kekerasan bertentangan dengan nilai-nilai agama, kemanusiaan, dan perdamaian. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan-Nya.
132
18.12.19
10.56 AM
PARALOGOS
Tulisan di atas mengulas bahwasanya hal yang berada di luar jangkauan pikiran dan hati seseorang adalah paralogosnya, dewanya. Diungkap juga bahwa pemahaman memengaruhi tindakan seseorang. Maka, untuk melakukan sesuatu dituntut adanya pemahaman terlebih dahulu. Akan tetapi, berbeda dengan pemahaman yang mendasarkan pada logika atau akal atau pikiran, hal keyakinan mendasarkan pada hati.
Akal pikiran dan hari merupakan dua hal yang penting diseimbangkan agar pemahaman dan tindakan bisa selaras dan bermanfaat. Maka, paralogos tertinggi dan sejatinya adalah Tuhan Sang Pencipta.
Demikian dan terima kasih.
133
18.12.19
09.01 PM
Matematika Ibadah
Terima kasih Prof atas pencerahannya. Tulisan di atas menunjukkan bahwa dalam hal ibadah pun, matematika bisa berfungsi dan difungsikan. Bagaimana setiap perbuatan baik (ibadah, amar ma'ruf dan nahi munkar) akan menambah pahala (dilipatgandakan), sementara perbuatan buruk/tercela akan mengurangi pahala (mendapat dosa). Tulisan di atas juga menunjukkan berbagai contoh praktis keseharian. Meski begitu, dalam ibadah kita tidak bisa hitung-hitungan dalam arti mengejar keuntungan, melainkan harus berserah diri, ikhlas, dan sungguh-sungguh. Oleh karenanya, pikiran dan tindakan tidak hanya mengandalkan logika, tetapi juga mendasarkan pada hati dan tuntunan yang bersumber pada Allah, Rasul-Nya, dan para ulama sebagai pewaris Nabi, seperti kesimpulan di atas. Maka, ilmu yang didapat menjadi berkah dan bermanfaat. Sebagaimana pepatah, "imu tanpa agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah pincang". Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
134
19.12.19
10.02 PM
Matematika Ikhlas
Sungguh menarik tulisan di atas, matematika dikaitkan dengan keikhlasan. Apa hubungannya? Sekilas seolah mengada-ada, namun ada pesan tersirat terkait dengan nilai dasar. Ikhlas bukanlah hal matematis, yang terukur dan mesti dapat diukur. Ikhlas adalah bagaimana menerima ketetapan sepenuh hati, dan matematika membutuhan keikhlasan, baik mempelajarinya maupun menerima ketetapan yang telah digariskan. Meski begitu, ikhlas memiliki ukuran-ukuran yang tidak bersifat fisik, melainkan metafisik. Ikhlas mungkin tidak bisa terlihat (kecuali berupa simptom) tetapi sangat mungkin dirasakan. Ibarat ujaran bijak "Jika tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai tahu". Ikhlas tidak untuk dipelajari dengan logika, melainkan dipraktikkan sepenuh hati.
Terima kasih Prof. atas pencerahannya. Demikian dan terima kasih.
135
20.12.19
06.42 PM
Positivisme
Terima kasih Prof. atas kisahnya, menggelitik. Jika ditilik dari percakapan di atas, alasan munculnya Positivisme oleh Auguste Comte tak lepas dari kondisi saat itu, di mana dominasi rohaniawan dengan dogma-dogma keagamaan memandulkan pikiran dan akal sehat. Salah satu contoh yang fenomenal adalah apa yang terjadi pada Galileo Galilei. Positivisme seolah menjadi antitesis yang berujud perlawanan atas hal tersebut. Comte menilai bahwa manusia menjadi tidak merdeka karena hak menggunakan akal sehat dan pikirannya dikendalikan oleh sekelompok rohaniawan yang mengatasnamakan agama. Apa yang ditegaskan oleh Comte, apalagi ia meletakkan spiritualitas/agama di bagian paling bawah, tentunya memunculkan pro dan kontra, mulai saat itu hingga sekarang. Kita pun tentunya akan ikut menolak bahkan mencela apa yang "diajarkan" oleh Comte. Namun, apabila melihat kondisi kekinian, hal tersebut seolah menjadi peringatan bagi manusia sekarang, utamanya di Indonesia, yang menjadikan spiritualitas sebagai bentuk pengabdian dan tujuan hidup. Bagaimana tidak, sebagaimana yang Prof. Marsigit tulis di atas, ternyata ketaatan spiritualitas manusia seringnya dikalahkan oleh rasionalitas-ilmiah dan kesenangan duniawi yang bersifat fisik dan psikis semata. Sesungguhnya, kekhawatiran Comte tersebut telah terbantahkan dengan banyaknya ilmuwan yang tidak intelek tapi juga religius. Artinya, spiritualitas tidak menghilangkan rasionalitas-ilmiah seseorang, melainkan menjadi energi yang potensial sebab akal hanya memiliki batasan jangkauan yang hanya bisa dijangkau oleh spitualitas.
136
21.12.19
09.55 PM
Kontemporer
Kontemporer berarti kekiniian, sesuai dengan masa. Di era modern, pengaruh positivisme makin menguat, salah satunya makin banyak ilmuwan (khususnya di Barat) yang lebih percaya pada kekuatan akal pikiran yang mampu menghasilkan iptek. Agama, bahkan Tuhan diangap hanyalah khayalan atau rekaan manusia yang dianggap penakut sehingga membutuhkan pelindung. Meski begitu, tidak sedikit pula ilmuwan yang menemukan kembali kebenaran agama dan Tuhan sehingga menjadi religius.
Ujaran bijak bahwa "ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu menjadi pincang" menegaskan bahwasanya iptek dan imtak adalah satu kesatuan yang berjalan beriringan untuk bisa selamat di dunia dan akhirat.
Demikian dan terima kasih
137
26.12.19
09.28 PM
Filsafat Perkalian
Terima kasih Prof. uraiannya. Dari penjelasan di atas, dapat saya pahami bahwa perkalian tidak semata menyoal pertambahan nilai atau angka atau jumlah. Perkalian juga bisa dalam konteks ruang, waktu, dan kepentingan yang berbeda, misalnya untuk menunjukkan perulangan atau menunjukkan jumlah tanpa adanya pertambahan nilai atau angka, Perkalian juga bersifat lokalitas dalam konteks kebahasaan, di mana di daerah yang berbeda akan ada penyebutan yang berbeda pula, meskipun substansinya sama. Hal ini menunjukkan kekayaan atas keberagaman yang tidak untuk dihindari. Sebagaimana etnomatematika yang Prof. Marsigit kembangkan.
138
27.12.19
06.30 PM
Filsafat Penjumlahan
Bilangan adalah fenomena yang ada sepanjang sejarah hidup manusia. Bilangan, termasuk di dalamnya hal pertambahan, ada di segala ruang dan waktu, yang tunduk pada ketentuan dan perubahan. Ketentuan, semata-mata milik Sang Ilahi. Sedangkan perubahan adalah salah satu wujud dari ketentuan tersebut yang niscaya bagi manusia sebagai infinite regres yang sempurna dalam ketidaksempurnaannya dan tidak sempurna dalam kesempurnaannya.
Berubahnya bilangan bisa berarti bertambah ataupun berkurang. Bertambah berarti menjadi lebih baik dan berkurangnya yang tidak baik.
Sebaik-baik manusia adalah yang memahami ruang dan waktu serta ketentuan dan perubahan.
Demikian dan terima kasih atas pencerahannya Prof. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya.
139
28.12.19
10.05 PM
Filsafat Bilangan Nol
Pemaknaan bilangan nol di atas (ketiadaan, kosong, ketakpunyaan, dsb.) menegaskan bahwasanya pengetahuan diperoleh manusia secara berproses, mulai dari ketidaktahuan, lalu tahu, kemudian bertambah pengetahuannya seiring perkembangan psikis dan psikologisnya. Inilah mengapa –sebagaimana Prof. Marsigit tegaskan dalam tulisan  di atas – pengetahuan intuitif sebagai pengalaman psikologis tidak bisa diabaikan. Dalam konteks belajar, siswa perlu didorong merasakan langsung pengalaman dalam interaksinya sehari-hari. Dengan begitu mereka mampu mengembangkan pengetahuan intutifnya secara kreatif dan tidak terbelenggu oleh definisi.
140
28.12.19
10.26 PM
Struktur Matematika Intuitif
Terima kasih Prof atas kisah inspiratifnya. Sebagaimana dalam tulisan Prof. Marsigit berjudul “Filsafat Bilangan Nol”, bahwa pengetahuan intuitif berangkat dari pengalaman psikologis. Apa yang Prof. Marsigit contohkan melalui pengalaman dalam tulisan di atas menegaskan itu. Pengalaman yang berulang, berpola, dan berstruktur akan tertanam erat dalam ingatan. Untuk itu, diperlukan ketelatenan, kesabaran, dan kesiapan untuk memfasilitasi dengan lingkungan kondusif. Dan hal ini sepertinya bisa diterapkan dalam hal pengetahuan lain.
Demikian dan terima kasih.
141
30.12.19
10.10 PM
Politics and Ideology of Education
Tabel yang Prof. Marsigit tampilkan memuat pengetahuan penting terkait posisi politik dan ideologi pendidikan, khususnya dalam konteks Indonesia. Sebagaimana yang saya tangkap dari penjelasan Prof. Marsigit dalam salah satu perkuliahan Filsafat PEP bahwasanya pendidikan nasional mengalami kerancuan dan ketidakkonsistenan posisi politik dan ideologi pendidikan. Ada kesenjangan antara idealita dan realita, ada ketidaksinkronan antara keinginan dan upaya yang dilakukan. Oleh karenanya, pendidikan nasional terkesan labil dan cenderung menjadi ajang trial and error kebijakan. Belum lagi koordinasi antara pusat, daerah, dan lembaga pendidikan kadangkala belum berjaan dengan baik.  Kondisi riil di lapangan (terutama sekolah) yang masih belum memadai, baik dari aspek SDM maupun sarana prasarana pendidikan. Hal ini menjadi kendala tersendiri dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional secara meneyeluruh karena rentang perbedaan yang lebar antardaerarah, baik antarprovinsi, antarkota, antara kota dan desa, maupun khususnya antara Jawa dan luar Jawa.
Semoga ke depan, para pemegang otoritas kebijakan pendidikan nasional mampu secara kritis,  dan konstruktif melihat permasalahan dunia pendidikan yang ada  untuk selanjutnya mampu merancang politik dan ideologi pendidikan nasional yang sesuai dengan amanat konstitusi serta berdasarkan kebutuhan, peluang, dan tantangan masa depan.
Demikian dan terima kasih.
142
30.12.19
10.25 PM
All about learning trajectory
Terima kasih banyak Prof. atas tambahan ilmu dan pengetahuan yang diberikan melalui link di atas. Learning trajectory merupakan hal baru bagi saya. Semoga sumber-sumber di atas dapat menambah pengetahuan dan memotivasi saya secara pribadi untuk mampu mengelola dan mengembangkan pembelajaran yang lebih bermakna dan konstruktif.  Semoga ilmu dan pengetahuan ini bisa saya bagikan pula kepada rekan-rekan sejawat saya dengan maksud yang sama.
143
30.12.19
10.51 PM
Narasi Besar Ideologi dan Politi Pendidikan Dunia
Dari materi slide yang Prof. Marsigit sampaikan menunjukkan proses perkembangan pemikiran (filsafat), tentang hal yang ada dan yang mungkin ada, mulai dari zaman Yunani kuno hingga era kontemporer (zaman power now). Diuraikan bagaimana perubahan itu dipicu pemikiran cemerlang dari para pemikir besar (filsuf) yang memengaruhi peradaban manusia (termasuk dunia pendidikan). Saat ini, kita diwarisi kekayaan sangat berharga berupa beragam aliran pemikiran (filsafat) untuk bisa membangun peradaban modern, global, dan power now seperti sekarang. Meski begitu, tidak bisa hanya mengandalkan akal pikiran semata, sebab banyak hal yang tak terjangkau kecuali oleh hari/nurani/spiritual. Hal terakhir inilah yang saat ini mampu menjaga manusia tetap sadar akan kemanusiaannya yang infinite regress dan sempurna dalam ketidaksempurnaannya. Dan satu-satunya yang memiliki kemutlakan hanyalah Tuhan dengan segala ketetapannya.
144
01.01.20
07.00 PM
Referensi Berbagai Teori Belajar dan Mengajar
Terima kasih Prof. atas link mengenai beragam teori di atas. Sungguh memperkaya khazanah pengetahuan dan bermanfaat bagi pembelajaran, tidak hanya untuk yang menggeluti bidang pendidikan matematika saja. Semoga tambahan pengetahuan ini, dapat membuat saya bisa melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Demikian dan terima kasih.
145
01.01.20
07.18 PM
Lesson Study di Universitas
Sekali lagi, terima kasih Prof. atas pembelajarannya tentang Lesson Study. Bagi guru, lesson study memiliki peran penting untuk membantunya mempersiapkan pembelajaran yang  bermakna, sesuai dengan perencanaan: apa saja yang masih kurang dan perbaikan yang mesti dilakukan. Bagi calon guru, lesson study menjadi bekal untuk memahami bagaimana melaksanakan pembelajaran yang baik dan bermakna. Maka, di perguruan tinggi yang notabene adalah LPTK, praktik-praktik lesson study ini penting diselenggarakan secara sistematis dan berkelanjutan sebagai media bagi mahasiswa calon guru untuk mengenal sejak awal bidang kerja yang nantinya digeluti: kemampuan yang mesti dimiliki, perangkat-perangkat pembelajaran yang mendukung yang mesti disiapkan yang menjadi acuan, dan sebagainya.
Demikian dan terima kasih.


#Marsigit2019 Philosophy - M. Ikhsan Ghozali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas UAS Filsafat

PEMBUDAYAAN PRAKTIK BAIK SIKAP NIRKEKERASAN MELALUI PENDIDIKAN PERDAMAIAN DAN RESOLUSI KONFLIK DI SEKOLAH Tugas Mata Kuliah Fils...