Minggu, 19 Januari 2020

Review Kuliah




TUGAS REVIEW MATAKULIAH
FILSAFAT PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
(Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A.)

Nama               : M. Ikhsan Ghozali
NIM                : 19791261003
Prodi               : PEP

Gambaran Pembahasan Perkuliahan Secara Umum
Filsafat Penelitian dan Evaluasi Pendidikan merupakan salah satu mata kuliah wajib dan dasar pada Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) yang ditempuh oleh mahasiswa pada Semester I.
Pada pertemuan pertama, diawali dengan perkenalan singkat, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai ketentuan perkuliahan serta tugas rutin membaca dan memberikan komentar pada blog Philosophy, Psychology, Spiritual, Math Education, Lesson Study, Indonesia: Prof. Dr. Marsigit MA. sejak awal perkuliahan hingga seterusnya (akhir semester). Untuk memudahkan komunikasi kelas, maka dibuat whatsapp group (WAG) kelas Filsafat PEP.
Pada empat pertemuan berkutnya, perkuliahan dimulai dengan pemberian kuis berupa lima puluh pertanyaan (satu sampai tiga kata) singkat yang mesti dijawab singkat pula. Lembar jawaban mahasiswa kemudian dikoreksi secara langsung, Setiap mahasiswa mengoreksi lembar jawaban mahasiswa lain secara acak. Hasil koreksian langsung dibagikan melalui WAG kelas Filsafat PEP. Paparan materi berdasarkan kuis yang diberikan, diulas dengan pemikiran filsafat dan tokoh-tokohnya serta realitas yang ada di kehidupan sekarang.
Pertemuan keenam, dengan media whiteboard serta boardmarker besar, Prof. Marsigit menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan pemikiran filsafat, mulai dari Zaman Yunani Kuno sampai zaman power now. Proses pemaparan sejarah filsafat ini direkam melalui smartphone milik Prof. Marsigit secara bergantian oleh mahasiswa, kemudian hasil rekaman video dibagikan di WAG kelas Filsafat PEP. Gambaran sejarah yang diberi judul “Lahir dan Perjalanan Filsafat” ini merupakan salah satu materi dalam blog Philosophy, Psychology, Spiritual, Math Education, Lesson Study, Indonesia: Prof. Dr. Marsigit MA.
Pertemuan ketujuh, melalui academia.edu, Prof Marsigit menjelaskan makna tabel berjudul “Politics and Ideology of Education” yang telah dipublish. Tabel ini berisi kolom dan baris yang menunjukkan posisi politik dan ideology pendidian secara umum, termasuk untuk melihat bagaimana sesungguhnya politik dan ideologi pendidikan nasional Indonesia.  Tabel ini juga telah dipublish di blog Philosophy, Psychology, Spiritual, Math Education, Lesson Study, Indonesia: Prof. Dr. Marsigit MA.
Menurut Prof. Marsigit, sulit beralih dari politik dan ideologi pendidian tradisional menuju modern sebab ada banyak kepentingan di dalamnya (politik, sekonomi, dll.). Dan inilah sepertinya posisi Indonesia.
Kemudian Prof. Marsigit meminta mahasiswa membuka “Cmap Theory Learning”. Untuk setiap bidang kajian atau penelitian semestinya memiliki peta konsep tentang keilmuan/teori. Begitupun dengan PEP, bagaimana memiliki juga peta konsep dan aspek filsafat semacam itu.

Pertemuan kedelapan, Prof. Marsigit menjelaskan kelanjutan implementasi pertemuan sebelumnya, yakni dengan menggambarkan tabel berisi delapan kolom yang berisi:
1.      Permasalahan/realitas:  permasalahan dalam pembelajara sesuai dengan bidang.
2.      Subjek/Objek: guru, siswa, interaksi, dst.
3.      Bidang keilmuan/pembelajaran: Matematika, IPA, Bahasa, Agama, Sosial, dll.
4.      Domain: system, kurikulum, PM
5.      Teori: Teori yang sesuai yang digunakan sebagai kerangka berpikir dalam penelitian.
6.      Paradigma: paradigma yang mendasari teori dan permasalahan
7.      Ideologi:  ideologi yang dianut
8.      Filsafat: merefer pada pemikiran filsuf. Paparan berupa aspek:
a.       Ontologi: ada, mungkin ada, mengada, pengada.
b.      Epistemolog: sumber (menurut siapa, sebagai sumber yang valid, justifikasi, macam, metode yang digunakan): tentang ada, mengada, dan pengada
c.       Aksiologi: etik (benar, salah) dan estetik (baik, buru)
Setiap mahasiswa diminta untuk menetapkan permasalahan di bidangnya masig-masing (sesuai dengan PEP) dan menguraikan keterkaitan masing-masing kolom. Maksud dari tugas ini adalah bagaimana mahasiswa bisa menjelaskan tentang pembelajaran secara filosofis dengan dasar pemikiran filsuf yang jelas dan benar.
Kemudian, berdasarkan uraian tabel, diidentifikasi persoalan evaluasi pendidikan secara spesifik (penjelasan filosofis).  Selanjutnya, dirumuskan judul (berdasarkan rencana disertasi) untuk didiskusikan.
Pertemuan kesembilan hingga pertemuan ke tiga belas, dibahas tugas masing-masing mahsiswa secara bergantian dan acak. Pada pertemuan kesembilan dan kesepuluh, pembahasan difokuskan pada penjelasan tentang paparan filosofis terkait dengan permasalahan yang diajukan oleh mahasiswa. Pertemuan kesebelas dan dua belas, difokuskan pada paparan tentang judul yang dipilih, terkait aspek filosofis dan perencanaannya. Selanjutnya, Prof. Marsigit meminta mahasiswa untuk mendetilkan uraian pembahasan terkait dengan judul dengan sistematika (setidaknya berisi) judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, dan metodolog penelitian. Tugas ini dibahas pada pertemuan ketiga belas dan dilanjutkan pada pertemuan keempat belas.
Oleh karena pertemuan terakhir, pada pertemuan keempat belas, selain membahas tugas mahasiswa secara acak, Prof. Marsigit menyelingi dengan cerita motivasi yang berangkat dari pengalaman pribadi. Kisah ini sudah dituangan ke dalam salah satu tulisan di blog Philosophy, Psychology, Spiritual, Math Education, Lesson Study, Indonesia: Prof. Dr. Marsigit MA.

Hikmah yang Didapat
Pada kelas filsafat ini, saya disadarkan akan banyak hal terkait ketidaktahuan saya, termasuk terhadap diri sendiri. Sebagaimana yang Prof. Marsigit sampaikan bahwa persoalan  dalam kehidupan seringkali sulit diselesaikan atau seolah njlimet diakibatkan tidak mengenali dirinya. Dan ini sepertinya tepat, terutama ketika mengacu pada hasil dari beberapa kuis sebelum dijelaskan oleh Prof. Marsigit.
Melalui pembelajaran filsafat juga, saya selaku mahasiswa dihadapkan pada keniscayaan bahwasanya dibutuhkan dasar filosofis yang kuat dalam setiap kajian di bidang keilmuan yang digeluti. Melalui pemahaman akan dasar-dasar filosofis inilah, hubungan sebab-akibat dari persoalan di bidang kajian keilmuan dapat diuraikan secara gamblang dan terstruktur. Melalui belajar filsafat, berpikir filsafat, dan berfilsafat, diharapkan berbagai persoalan yang ada dapat diurai dan diselesaikan, termasuk dalam dunia pendidikan. Memang, hal tersebut tidaklah mudah dan membutuhan kerja pemikiran yang ekstra. Oleh karenanaya, dibutuhkan keikhlasan, baik dalam hati maupun dengan hati.
Banyak hal baru, penting, dan mendasar yang saya dapatkan melalui perkuliahan fislafat ini. Awalnya memang shock dan mata saya sepertinya dibelalakkan dengan keharusan berpikir tentang segala hal yang baru dan memiliki beberapa perbedaan dari kebiasaan dan pemahaman sebelumnya, antara lain:
(1)     berpikir tentang segala hal, baik yang ada maupun yang mungin ada;
(2)     berpikir tentang bagaimana melihat/merenungi/memahami sesuatu tidak secara sederhana pada realitas sesuatu itu, tapi menelusuri apa yang ada di sebaliknya (metafisik);
(3)     berpikir tentang segala sesuatu tapi harus memiliki dasar filosofis yang kuat dengan merefer pada filsuf (pemikiran para filsuf ini bisa dipahami melalui pemikiran para pemikir lain yang kompeten mengkajinya);
(4)     berpikir tentang segala hal yang sepertinya bertentangan dengan akal sehat (yang masih terbatas) tapi realistis (setelah dieksplorasi lebih dalam);
(5)     berpikir tentang hal-hal yang sepertinya kontradiksi (misalnya ruang adalah waktu dan waktu adalah ruang; wadah adalah isi dan isi adalah wadah, dsb.) tapi selaras dan komplementer;
(6)     perjalanan panjang lahir dan berkembangannya filsafat, sejak Yunani kuno, dan pertentangan yang ada dalam perkembangannya itu (tesis-antitesis-sintesis);
(7)     pentingnya menegaskan kejelasan posisi politik dan ideologi pendidikan sebagai kerangka utama pengembangan pendidikan agar tidak salah arah dan salah kelola serta bisa menghadapi berbagai tantangan zaman;
(8)     segala sesuatu dalam bidang keilmuan memiliki keterkaitan dan keterkaitan yang kuat dengan filsafat, segala sesuatu bisa diuangkap melalui filsafat (penjelasan filosofis), baik aspek ontologi, epistemologi, maupun aksiologi;
(9)     seseorang tidak bisa mengandalkan akal-pikiran semata, melainkan tetap harus mendasarkan menggunakan hati dan spriritualitasnya, sebagai penegasan bahwasanya manusia itu adalah makhluk yang sempurna di dalam ketidaksempurnaannya;
(10) sumber pengetahuan tidak hanya didapat secara aposteriori semata, melainkan juga secara apriori, yang tidak bisa dinafikan.
(11) persoalan seringkali sulit diselesaikan dikarenakan siapa pun (orang ataupun lembaga) yang memiliki persoalan tidak mengenali dirinya;
(12) setiap orang terus berpikir dan melakukan sesuatu karena kodratnya sebagai infinite regress.
(13) belajar dimaknai dengan membangun, bukan semata proses menjadi lebih baik yang bersifat formal dan tekstual, melainkan mesti kontekstual, faktual, realistis, aktif, kreatif, reflektif, serta berbasis kebutuhan dan kekhasan.
Selain materi perkuliahan yang beragam dan kontekstual (dilengkapi dengan realitas teoretis dan pengalaman), pembelajaran filsafat juga dijelaskan dalam tulisan-tulisan berisi pemikiran atau refleksi Prof. Marsigit yang terdapat dalam blog Philosophy, Psychology, Spiritual, Math Education, Lesson Study, Indonesia: Prof. Dr. Marsigit MA. Semoga apa yang saya dapatkan di perkuliahan filsafat dapat membantu proses perkuliahan saya, khususnya yang terkait dengan disertasi nantinya, dan pembelajaran di tempat mengabdi nantinya.
Sebelum dan sesudahnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Prof. Dr. Marsigit, MA. atas pembelajaran yang penuh makna ini. Semoga pembelajaran berharga lainnya masih dapat saya dapatkan di berbagai kesempatan yang ada.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan yang saya lakukan selama pembelajaran filsafat.


#Marsigit2019 Philosophy - M. Ikhsan Ghozali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas UAS Filsafat

PEMBUDAYAAN PRAKTIK BAIK SIKAP NIRKEKERASAN MELALUI PENDIDIKAN PERDAMAIAN DAN RESOLUSI KONFLIK DI SEKOLAH Tugas Mata Kuliah Fils...